Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Senin, Maret 04, 2013

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Tiba-tiba saja teringat akan berita-berita yang dahulu (mungkin setahun yang lalu, gak taw kalau sekarang) sering bergaung di berbagai media televisi setelah Ujian Nasional, baik bagi tingkat SMA ataupun hingga SD. Ya, mungkin bukanlah berita asing bagi kita semua, ternyata setelah Ujian itu selesai banyak ‘kedok’ dari sekolah terbongkar, khususnya berita yang gempar yaitu dari SD, mengenai banyaknya kebohongan saat UN berlangsung atau lebih tepatnya tentang adanya bocoran jawaban.
Tidak tanggung-tanggung, ternyata yang memberikan bocoran jawaban soal ini adalah guru dari sekolah itu sendiri. Fyuh…. Pertama kali mendengar berita semacam itu, saya benar-benar kaget dan tidak menyangka. Kok bisa-bisanya. Tetapi kalo sekarang sih, yah mungkin udah biasa. Ternyata hal yang dahulu ku kira mengejutkan tersebut, adalah sesuatu yang biasa di mata para guru.
Padahal, kalau ku ingat-ingat masa kecilku, tepatnya ketika SD dulu, kayaknya gak ada deh yang namanya guru memberikan bocoran jawaban kayak gitu. Seingatku dahulu, masa SD-ku dahulu begitu santai, ceria, dan seperti tanpa beban. UN dahulu bukanlah apa-apa, tinggal dijalani aja. Tetapi, ketika beranjak di SMP, aku baru tahu yang namanya bocoran soal. Karena ketika kelas 3 SMP dahulu, ternyata di SMP-ku dahulu juga seperti di berita-berita yang ku bicarakan. Ya, ada bocoran jawaban. Walau saat itu, aku sangat berusaha sekali untuk percaya kepada kemampuanku dan tidak menggunakan jawaban yang diberikan itu. Tetapi, waktu itu aku hanya takut untuk dibilang “sok” gitu. Tetapi, dengan kemantapan hati, Alhamdulillah aku bisa juga melaluinya dengan tetap percaya pada kemampuanku.
Ups… itu tadi cuma sekedar curhat pembukaan singkat. Yah… intinya, begitu mirisnya pendidikan di Indonesia ini. Bisa-bisanya seorang guru dengan SENGAJA mengajarkan kebohongan pada anak didiknya. Yang ku kira dahulu mungkin hal semacam itu hanya dilakukan oleh guru-guru di sekolah menengah saja, baik SMP ataupun SMA. Karena ku kira hal semacam itu (Ujian Nasional) hanya menggempar/ menggelisahkan murid-murid di kalangan menengah.
Eh, tetapi ternyata, ketika mengetahui berita-berita tentang kebocoran jawaban di SD?? Astagfirullah… anak SD yang masih belum banyak tahu-menahu tentang hal semacam itu saja sudah diajarkan pada kebohongan. Mau jadi apa bangsa ini?!? Pantas saja di Indonesia banyak para koruptor. Lah wong dari SD saja sudah diajarkan untuk melakukan kebohongan.
Dan baru-baru ini juga, ketika aku asyik mengobrol dengan beberapa temanku tentang masa kecil kita, ternyata hal senada juga dikatakan oleh beberapa temanku, bahwa ketika SD dahulu mereka juga mendapat bocoran jawaban. Fyuh…. Aku terkejut, ternyata hal seperti itu (bocoran jawaban UN) memang sudah sejak lama menyebar di semua kalangan pelajar, termasuk para murid-murid di Sekolah Dasar yang masih belum mengetahui banyak hal. Saat itu temanku bercerita bahwa mereka mendapatkan sebuah kertas untuk mengisi soal-soal yang akan diujikan nanti (UN). Yah… karena waktu itu, kata temanku, dia masih belum mengerti apakah dan seberapa pentingkah UN itu, ya dia melakukan semua itu nurut saja.
Astagfirullah… entahlah, apa yang ingin dan bisa ku katakan lagi. Sungguh anehnya bangsa ini, katanya ingin memajukan dan memakmurkan negeri ini? Tetapi? Kalau sejak kecil saja anak didik sudah diajarkan untuk melakukan kebohongan, wajar saja deh para pejabat yang sejatinya berilmu dan berwawasan luas serta bependidikan tinggi juga melakukan kebohongan (korupsi). Lah wong memang sudah dididik untuk berbohong sejak kecil koq…
Berita-berita tentang adanya bocoran jawaban memang yang ketahuan masih di sekolah-sekolah dasar (atau yang lainnya memang sudah ada tapi karena aku jarang nonton TV?), karena memang anak-anak seusia mereka (anak SD) masih memiliki hati dan pikiran yang lugu, jernih, dan belum banyak dosa. Jadi, mereka yang masih berjiwa bersih itu, masih ada yang mau menyampaikan atau mengadukan tentang kebohongan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Tetapi? Sedangkan untuk usia yang lebih lanjut (SMP dan SMA), belum ada bukan? (atau sudah?) Yah… mungkin kalau belum ada beritanya, cuma belum ada yang ketahuan, namun sejatinya juga banyak. Tetapi saat usia seperti itu, jiwa mereka sudah terkotori, sudah menganggap kebohongan seperti itu adalah wajar, yang penting bisa lulus. Kalaupun ada diantara mereka (para murid SMP dan SMA) yang merasa bahwa hal semacam itu adalah kesalahan besar dan merupakan kerusakan moral (seperti saya waktu itu), tetapi tetap tak bisa menyampaikannya. Kenapa? Ya, karena takut. Waktu itu, guru yang memberikan bocoran jawaban jelas-jelas mengatakan untuk jangan memberitahukan siapapun, termasuk pada orang tua. (Nah jelas banget ini kebohongan besar, dengan berbohong pada orang tua yang bersusah-payah menyekolahkan anaknya untuk menjadi anak cerdas.) Tetapi waktu itu, aku juga pikir-pikir plus bingung. Kalau mengatakan akan kebohongan ini? Wah… bisa menjadi masalah besar nih… yah… jadinya hanya bisa diam. Beda banget bukan dengan anak-anak SD yang masih berjiwa polos? Kalau sudah SMP dan SMA gitu, mau mengatakan juga pikir-pikir dulu, takut.
Yah… sekali lagi, sungguh mirisnya bangsa ini. Jika anak SD saja yang masih polos semacam itu saja sudah dididik dengan kebohongan dan kebodohan semacam itu…? Huft…. Entahlah, aku tidak bisa berkata apa lagi. Ingin berpesan pada guru? Huft…. Ntar dikira sok banget… Tetapi, kalau didiamkan saja semacam itu… AH, nelangsa banget dah…
So, mungkin hanya di sini aku bisa menyampaikan kepada para guru (yang mudah-mudahan ada yang membaca). Tolonglah, untuk para guru yang seharusnya bisa menjadi pendidik sekaligus teladan yang baik bagi para anak didiknya, janganlah mengajarkan kepada para murid untuk melakukan kebohongan HANYA KARENA untuk masalah UN. Bukankah kalian sudah mengajarkan kepada mereka (anak didik) tentang banyak hal dalam beberapa tahun itu (6 tahun untuk SD dan 3 tahun untuk SMP serta SMA). Kemudian, kemana pendidikan itu? Jika pada akhirnya, di ujian terakhir yang seharusnya bisa menjadi alat ukur bagi para murid, kalian susupkan dengan kebohongan besar. Bukankah seharusnya kalian bisa beramal dengan memberikan banyak ilmu kepada murid yang mana ilmu itu bisa terus mengalir walau roh telah berpisah dari jasad kalian, selama ilmu itu masih diamalkan oleh murid kalian? Terus kenapa kalian harus menghanguskan amal-amal yang telah kalian bangun dalam beberapa tahun itu hanya karena UN yang hanya beberapa hari? Kenapa?
So, untuk para guru, aku hanya ingin berpesan bahwa didiklah anak didik kalian sebaik mungkin, sesungguhnya profesi kalian itu adalah suatu hal yang mulia, jangan nodai pekerjaan yang mulia itu dengan kebohongan. Tanamkanlah budi baik kepada para anak didik untuk menjadikan sebuah generasi yang lebih baik. Memang ilmu yang kalian berikan dan kelulusan yang akan mereka capai adalah suatu hal yang penting dan berharga, tetapi semua itu tidaklah berarti apa-apa tanpa adanya sebuah kejujuran. So, mulailah ajarkan kepada anak didik tentang hal yang jauh lebih penting dan berharga dari suatu hal yang mungkin kecil dan sepele, yaitu KEJUJURAN.

{ 6 Comments... read them below or Comment }

  1. semua lini hrs intropeksi diri, terutama tuh yg buat kurikulum *smile

    BalasHapus
  2. ya itu masalahnya...
    tapi mungkin kita tidak bisa menyalahkan siapa2...
    tetap harus pada pendirian masing2... ^_^

    BalasHapus
  3. @JeQ, bagaimanapun juga yg namanya kebohongan tetaplah kebohongan, walaupun itu untuk kebaikan.....

    menurutku kejujuran itu lebih menenangkan hati kita dan tentunya lebih bermanfaat dalam kehidupan kita sendiri dan juga orang lain...

    BalasHapus
  4. ya sob...
    kejujuran memang harus ditegakkan...
    tetapi itulah kesulitannya...
    sangat sulit menegakkan keadilan di dunia yg seperti sekarang ini...

    BalasHapus
  5. menarik sekali ulasannya..

    BalasHapus
  6. ya.. terimakasih...

    BalasHapus

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -