- Back to Home »
- Inspiratif , Kisah »
- SEKERANJANG AIR
Posted by : JIM
Sabtu, Juli 27, 2013
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Tersebutlah, di suatu daerah di pegunungan, terdapat sebuah rumah kecil
yang dihuni oleh seorang kakek beserta cucunya. Di pagi yang cerah itu mereka
berkumpul di sepetak ruangan sedang melantukan ayat suci Al-Qur’an. Tetapi
tiba-tiba, seorang anak yang cukup kritis itu bertanya pada sang kakek, “Kek,
sebenarnya apa sih kegunaannya saya membaca Al-Qur’an ini?
“Apa maksudmu?” sang kakek terkejut dengan pertanyaan cucunya.
“Aduh, kek, saya inikan gak bisa berbahasa Arab, kalaupun bisa paling
itu cuma sepatah dua kata, dan itupun gak akan bisa untuk menerjemahkan satu
ayat Al-Qur’an. Jadi, untuk apa saya membaca Al-Qur’an, sedangkan saya tidak
mengerti makna dari ayat itu? Bukankah isi kandungan ayat Al-Qur’an itu adalah
sebuah petunjuk bagi pembacanya? Nah… jika saya sendiri tidak mengerti isi
kandungan ayat tersebut, dari mana saya bisa mendapat petunjuk?
Sang kakek tersenyum mendengar pertanyaan cucunya tersebut, tetapi ia
tidak menjawabnya, melainkan sang kakek berdiri dan melangkah untuk mengambil
sebuah keranjang kotor yang berisi batu di sebelah laci di ruangan tersebut.
Keranjang tersebut memang biasa digunakan oleh sang kakek untuk mengambil batu
ataupun kayu bakar dari hutan di pegunungan.
Sang kakek kembali ke arah cucunya, kemudian tersenyum seraya berkata,
“Sebelum kakek menjawab pertanyaan itu, tolong ambilkan kakek sekeranjang air
di hulu sungai.” Sang kakek menyerahkan keranjang itu pada cucunya.
Si cucu tidak membantah permintaan kakeknya, ia lekas menuju hulu sungai
tanpa basa-basi. Si cucu mengeluarkan seluruh batu yang berada di dalam
keranjang ke tepian sungai, kemudian mengganti isi keranjang tersebut dengan
air. Ia pun lekas kembali, tetapi sebelum sampai di rumahnya, air menetes dari
sela-sela anyaman keranjang hingga habis. Si cucu hendak kembali ke hulu sungai
untuk mengambil kembali air, tetapi dia pikir itu sia-sia.
Si cucu kembali ke rumah untuk mengadukan hal tersebut kepada kakeknya,
“Kek, ini gak mungkin untuk mengambil air dengan keranjang, air menetes dari
sela-sela anyaman keranjang ini.” Ucap si cucu sambil menunjuk sisa-sisa air di
sela-sela anyaman.
“Mungkin kau hanya kurang cepat, cu. Coba ambil kembali air itu dengan
lebih cepat, kau bisa mencoba untuk berlari dengan cepat sehingga ada sisa air
yang bisa kau berikan pada kakek.”
Si cucu tetap tidak menentang permintaan tersebut, ia kembali ke hulu
sungai untuk mengambil air, kemudian berlari secepat yang ia bisa untuk pulang
kembali ke rumah. Tetapi, lagi-lagi sebelum sampai di rumah, air tersebut sudah
habis. Si cucu kembali mencoba berkali-kali, mencoba berlari lebih cepat dan
lebih cepat, tetapi tetap saja air sudah habis sebelum sampai di rumah.
Akhirnya cucu itu pulang ke rumah dengan tangan hampa.
Si cucu berkata pada kakeknya, “Ini pekerjaan sia-sia kakek, tidak
mungkin mengambil air dengan keranjang. Tetapi jika kakek memang menginginkan
air, aku akan kembali dengan seember air.” Si cucu mengambil ember yang berada
di luar rumah.
“Tidak cucuku.” Jawab sang kakek. “Kakek tidak menginginkan seember air,
kakek ingin sekeranjang air.”
“Ini sia-sia kakek, gak mungkin bisa. Ini adalah pekerjaan sia-sia.”
“Apakah pekerjaanmu benar-benar sia-sia?” Tanya sang kakek.
Si cucu terdiam sejenak. Ia melihat keranjang yang ia bawa. Akhirnya si
cucu tersadar, kini keranjang itu terlihat bersih, benar-benar bersih, bersih
hingga ke sela-sela anyamannya, padahal sebelumnya keranjang itu sangat kotor
dengan dipenuhi pasir dan debu.
“Tidak juga.” Jawab si cucu dengan ragu.
“Kemudian kenapa?”
“Keranjang ini sebelumnya sangat kotor, tetapi sekarang, setelah aku
melakukan pekerjaan yang kakek perintahkan, keranjang ini menjadi sangat
bersih, bahkan hingga ke sela-selanya.”
“Nah… itulah jawaban untuk pertanyaanmu sebelumnya.”
“Apa maksudnya?”
“Sebelumnya kau bertanya untuk apa membaca Al-Qur’an, jika tidak
mengerti maknanya maka kau akan bisa mendapatkan petunjuk dari membaca
Al-Qur’an itu.”
“Ya, memang apa hubungannya?”
“Sama seperti kau mengambil air dengan keranjang ini. Sepertinya membaca
Al-Qur’an adalah pekerjaan yang sia-sia jika tidak mengerti maknanya, tetapi
sebenarnya membaca Al-Qur’an itu tidak sia-sia, karena dengan membaca Al-Qur’an
itu berarti kau telah membersihkan hatimu untuk agar dapat memperoleh petunjuk.
Dengan hati yang bersih itu, maka kau akan mudah menerima sebuah petunjuk, dari
manapun itu. Sesungguhnya petunjuk Allah itu bisa datang dari mana saja. Namun
jika hatimu kotor, petunjuk bagaimanapun itu tidak akan bisa menyerap ke
hatimu, sehingga itulah sebenarnya pekerjaan yang sia-sia, karena telah menyia-nyiakan
sebuah petunjuk yang datang.”
Si cucu terdiam mendengar nasehat kakeknya.
“Cu, di luar sana banyak sekali seorang anak yang sulit sekali
dinasehati, baik dinasehati orang tuanya, gurunya, ataupun siapapun. Itu karena
di zaman sekarang ini sedikit sekali orang tua yang mau mendidik anaknya untuk
membaca Al-Qur’an. Kakek ini beruntung sekali memiliki seorang cucu yang rajin
membaca Al-Qur’an, sehingga kakek tidak perlu mengalami kesulitan untuk
menasehatimu…”
Kisah ini bukanlah kisah asli karanganku (karena jika mutlak karanganku
pasti ku masukkan ke blog yang ini). Kisah ini pernah aku dengar/ baca dahulu,
lupa kapan tepatnya, dan lupa dari mana sumbernya, jadi saya tidak mencamtumkan
sumbernya. Tetapi di bulan Ramadhan ini saya tiba-tiba ingat ini cerita,
sehingga saya menuliskannya dengan gaya bahasa saya sendiri. Apalagi ini bulan
Ramadhan, jadi saya kira kisah ini tepat untuk mengajak saudara-saudara Muslim
sekalian untuk membaca Al-Qur’an. Marilah kita kobarkan semangat untuk membaca
Al-Qur’an, terlebih di bulan Ramadhan pasti akan mendapatkan balasan/ pahala
yang berlipat-lipat ganda… ^_^
Kisah islami yang menarik dan memberikan motivasi. nice sharing sob ^^
BalasHapusoke, makasih dah berkunjung... ^_^
BalasHapusPernah dengar cerita ini juga
BalasHapusBeruntung orang tua saya dulu selalu bersikap keras kalo urusan mengaji :)
Alhamdulillah... kalo masalah urusan ibadah memang harus dikerasin dulu yah...
BalasHapus