Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Sabtu, Februari 14, 2015

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Karya by NasJem
Hari ini, di kalender masehi menunjukkan tanggal 14 February 2015. Tahu kan apa itu artinya? Yaps, hari inilah saatnya perayaan Valentine’s Die. Eh tunggu, Valentine’s Die? Apa gak keliru ya nulisnya? Ah, dasar nih penulis, bahasa inggrisnya gak becus. Ups, tunggu dulu, jangan asal main hakim sendiri. Hakim aja kalau main biasanya sama teman-temannya. Sebenarnya penulisan Valentine’s Die ini memang disengaja kok. Bisa dibilang memang sengaja saya plesetkan. Dan dalam pemlesetan ini, sebenarnya ada maksudnya loh.

Baiklah, akan saya bahas di sini. Kenapa saya menggunakan kata Die, bukannya Day? Coba deh, kalian ingat-ingat bagaimana ketidakjelasan akan sejarah Valentine ini (kalaupun kalian gak tau, search aja di internet). Dari sekian banyak versi yang tidak jelas dari sejarah Valentine ini, pasti kalian menemukan salah satu versi yang menyebutkan bahwa Valentine bermula dari penghormatan terhadap kematian Santo Valentine yang dianggap sebagai seorang pahlawan yang teguh mempertahankan keyakinannya tentang sebuah cinta (lebih lengkap kisahnya, searching sendiri). Jadi, terlihat bukan bahwa memang pantas disebut Valentine’s Die (Valentine is Die), karena memperingati matinya Valentine, si pendeta dari umat kristiani. Dan itu masih salah satunya versinya, dari sekian banyak versi yang ada. Namun, tetap saja, walau banyak versinya, tetap gak ada satupun sejarah yang jelas seperti tidak jelasnya seseorang yang melempar dadu akan mendapatkan mata dadu angka berapa. Eh, mata dadu? Die juga dapat diartikan mata dadu, bukan? Ehm, berarti memang benar deh Valentine’s Die, hari Valentine yang gak jelas asal-muasalnya.

Yah, daripada kalian bingung membaca penjelasan saya tentang Valentine ini, lebih baik, sudah deh, kita matikan dan kubur saja budaya perayaan yang tidak jelas ini. Daripada bingung sendiri toh, dan gak dapat manfaat apa-apa dari perayaan ini, bahkan yang ada hanya mudharat serta kemaksiatan. Jadi, daripada untuk merayakan hari yang gak jelas ini, mendingan dibuat untuk melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat. Kalau yang memang sudah ‘ngebet’ dengan perasaan cinta, ya dibuat saja hari ini untuk menyelenggarakan pernikahan. Atau kalau belum siap, ya puasa saja dahulu dan gunakan waktu untuk membantu orang tua / saudara, lebih bermanfaat toh, dapat pahala dan imbalan pula.

Ketidakbermanfaatan perayaan valentine yang penulis rasakan ini, ternyata juga dirasakan oleh beberapa pemimpin-pemimpin daerah loh. Di tanggal 14 February tahun 2015 ini, mungkin memang benar-benar bisa disebut dengan Valentine’s Die, saat di mana menjadi awal bagi matinya perayaan si valentine ini. Salah satu tanda-tanda kematian perayaan valentine ini dapat dilihat di kota saya tinggal ini, yaitu Surabaya. Tahukan di berita yang telah menyebutkan bahwa Bu Risma selaku walikota Surabaya sudah melancarkan ‘ultimatum’ pelarangan perayaan valentine. Woh, kurang keren apa coba. Setelah sebelum-sebelumnya, walikota handal satu ini memberikan gebrakan-gebrakan baru, sekarang ini sedang membangun kembali sebuah perubahan handal terhadap moral bangsa, yaitu dengan mematikan perayaan valentine. Dan hal ini bukan hanya terjadi di satu kota saja. Selain Surabaya, kota lain yang saya ketahui melakukan serupa adalah kota Padang yang dipimpin oleh Mahyeldi Ansarullah, kota Aceh yang dipimpin oleh Illiza Sa'aduddin Djamal, kota Makassar yang dipimpin oleh M. Ramdhan Pomanto, dan kota Depok yang dipimpin oleh Nur Mahmudi Ismail. Wow, kece-kece nih kota, hebat banget dengan mengeluarkan aturan semacam itu. Pemimpinnya benar-benar sadar akan ketidakbermanfaatan perayaan valentine. Semoga saja pemikiran cerdas pemimpin ini bisa menular ke para pemimpin lainnya, syukur-syukur kalau bisa sampai ke pemikirannya pemimpin Negara ini. Dengan begitu, pasti di seluruh Indonesia bisa menerapkan aturan pelarangan perayaan valentine. Dan setelah itu, 14 February benar-benar akan menjadi Valentine’s Die, yaitu hari matinya perayaan Valentine.

Akhir kata, saya benar-benar berharap dan mendukung akan kebijakan-kebijakan untuk ‘mematikan’ perayaan valentine ini. So, yuk mari merayakan matinya perayaan valentine. ^.^


Sumber Pemikiran :
http://ittaqi-tafuzi.blogspot.com/2013/02/artikel-kisah-perayaan-hari-valentine-day.html
http://tgkboy.blogspot.com/2013/07/asal-mula-sejarah-hari-valentine-arti.html
http://bersamadakwah.net/2015/02/5-walikota-ini-larang-perayaan-valentine/

{ 6 Comments... read them below or Comment }

  1. Balasan
    1. yes, biarkan saja si Valentine mati. ^^

      Hapus
  2. perayaan valentine yg melenceng itu boleh kita matiin sob, tapi saya gak setuju kalo kita harus mematikan 'cinta'

    BalasHapus
    Balasan
    1. cinta itu bisa diungkapkan kapan saja dan di mana saja.
      gak ada yang bilangkan kalo mematikan cinta?

      Hapus

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -