Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Jumat, Agustus 10, 2012

Assalamu'alaikum Wr. Wb.



Jika pada postingan sebelumnya ShadowZSpace sudah memberikan sebuah renungan bagi umat Muslim mengenai “MuslimSejati” di bulan Ramadhan ini, maka kali ini ShadowZ Space kembali menghadirkan sebuah renungan di bulan ini. Pertama-tama, coba perhatikan dahulu gambar di samping ini. Sering melihat itu bukan? Tentu saja, itu adalah penampakan fenomena yang sering terlihat bukan? Memangnya ada apa dengan hal itu? Kenapa? Baiklah, di ShadowZ Space kali ini akan saya terangkan lebih lanjut…

Pasti diantara kalian sering mendengar potongan ayat dari Surah Al-Ankabut (29) ayat 45 berikut ini :
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ 
Tahu bukan artinya? Ya, Shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Tetapi… Mungkin diantara kita banyak yang sering bertanya, ‘kenapa banyak orang Shalat, tetapi masih saja melakukan perbuatan keji dan mungkar itu?’

Baiklah, coba kita renungkan sejenak, kita mulai dari diri sendiri, sudahkah kita selama ini melakukan Shalat dengan benar? Tidak usah muluk-muluk bahas khusyuk, karena hal itu pasti sangat sulit, terutama untuk seorang manusia seperti saya ini pribadi atau mungkin juga pembaca umumnya, lagipula itu juga merupakan masalah bathin, antara hamba dengan Sang Pencipta. So, coba kita renungkan saja yang lebih simpel, yang terlihat oleh mata ini, seperti tata cara Shalat kita. Selama ini kita Shalat untuk apa dan bagaimana? Apa hanya karena sekadar kewajiban yang harus digugurkan, sehingga hanya jungkat-jungkit begitu saja tanpa memerhatikan tata cara apapun? Terlebih ketika berjama’ah, tanpa memedulikan sekeliling?

Coba renungkan baik-baik kembali potongan ayat di atas. ‘Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar’. So, itu berarti, jika kita sudah Shalat tentunya sudah dapat berperilaku dengan baik, bukan? Tetapi jika masih melakukan perbuatan-perbuatan tercela (yaitu keji dan mungkar itu), pasti masih ada yang salah dengan Shalat kita. Ya, kan? Sehingga dari sini saya dapat menuangkan kesimpulan berupa amanat yang tersirat dalam ayat itu (berdasarkan sudut pandangku), yaitu bahwa Shalat itu cermin pribadi diri kita. Kenapa saya bisa mengatakan hal tersebut? Coba kalian lihat kembali gambar yang tertera di atas dan renungkanlah!

Sekarang, coba kita koreksi bagaimana kondisi umat Muslim sekarang ini? Sudahkah kita bisa menjalin persatuan, kesatuan, dan rasa persaudaraan di antara umat Muslim? Hal mudahnya saja, yang baru-baru ini diperbincangkan, ya.. penetapan awal bulan Ramadhan ini. Di Indonesia saja, permulaan puasanya saja sudah berbeda-beda bukan? Tahun kemarin juga, hari raya Idul Fithri-nya juga ada yang berbeda. Dan kemungkinan tahun ini juga akan berbeda (mungkin). Nah… sekarang kenapa hal itu bisa terjadi?
Mungkin akan ada yang menjawab, ‘Ikutan saja mayoritas di masyarakatnya.’ Memang jawabannya tidak salah sih. Tetapi, ini semua bisa terjadi karena ada kelompok besar dalam Islam yang saling berselisih paham di Indonesia ini. Ya, ada kelompok besar N- dan juga M- (pasti dah mengerti). Dan saya ikut/ ada di mana? Maka jawabannya, yang pasti saya ISLAM. Tidak memihak mana yang benar. Karena jujur saja sebenarnya saya prihatin dengan dua kelompok ini. Kenapa? Karena saya pernah dan masih menempuh pendidikan dalam kedua kelompok ini. Ya, saya menempuh pendidikan di tempat yang mayoritas N- dan juga di tempat yang mayoritas M-. Jadi saya tahu kelakuan keduanya, dan saya sungguh prihatin dengan itu. Ketika saya di tempat N-, saya sering mendengar guru/ ustadz/ siapapun itu yang memberikan pendidikan dan nasihat yang terkadang juga ucapan yang merendahkan ataupun yang mengatakan kekurangan yang ada pada kelompok M-. Begitu pula sebaliknya, ketika saya di tempat M- juga tidak jauh berbeda. Saling merendahkan begitu.

Astagfirullah. Mungkin hanya itu yang bisa saya ucapkan, karena jujur saya merasa prihatin dan jengkel mendengarnya. Semuanya ingin selalu benar, tidak ada yang mau disalahkan. Astagfirullah. Sebenarnya saya benar-benar tidak tahan kalau mendengarnya. Jangan mentang-mentang saya ini orang awam yang masih belum cukup ilmunya. Jadi bisa ditarik ke sana ke sini. Lah jadinya saya kan bingung, ragu, dan tidak karuanlah. Memang saya orangnya tidak memiliki ilmunya, kecuali sangat sedikit dengan apa yang diberikan Allah. Tetapi jangan dibuat begitulah. Selalu membuat bingung. Ketika di sini mengatakan ini, eh ketika di sananya mengatakan begitu, eh ketika… yah begitulah pokoknya. Saya selalu jadi ragu dan bertanya-tanya sendiri. Sebenarnya ini mana sih yang benar. Astagfirullah. Makanya saya sangat jengkel sekali, seperti dipermainkan saja.

Baiklah, back to topic. Sekarang apa hubungannya dengan semua yang saya ceritakan itu? Coba renungkan kembali gambar di atas, dan ingat pendapat saya bahwa Shalat itu cermin pribadi diri kita. Nah… kalau Shalat berjama’ah di Masjid saja sudah kelihatan tidak bersatu dalam hal Shaf seperti gambar? Bukankah Shalat itu cerminnya? Jika di cermin sudah kelihatan tidak bisa bersatu, bagaimana dengan hal kenyataannya? Makanya aneh rasanya jika melihat Shaf Shalat di Masjid itu, terutama di Masjid-masjid besar. Antara makmum yang satu dengan makmum yang lain saja sudah sangat renggang seperti itu, bahkan jarak renggangnya itu bisa ditempati untuk Shalat anak berumur sekitar lima tahunan. Dan bahkan lagi, jika di Masjid yang cukup luas, biasanya di Shaf kedua dan belakang2nya selalu terlihat berkubu-kubu. Maksud saya, jika di Shaf pertama sudah terlihat penuh (walau renggang), di Shaf keduanya sering sekali terlihat ada yang memulai Shaf Shalatnya mulai dari tengah, kalau itu sih masih wajar, kan? Karena bermula dari belakang Imam, tetapi… tetapinya loh… Memang sebagian ada yang dari tengah, tetapi sebagian lagi ada yang dari kanan dan kiri. Nah… pas aku masbuk begitu, seringkali saya melihatnya dan kebingungan sendiri. Ini bagaimana ceritanya, Shalat berjama’ah kok ada tiga kubu begitu. Memang sih lama-kelamaan bakal penuh juga Shafnya (walau renggang), tapi loh melihatnya enggak sreg banget deh. Saya sering dibuat bingung kalau dalam kondisi begitu. Ikut yang mana ini. Tetapi karena saya yakin Shaf itu bermula dari belakang Imam, ya ikutan yang tengah saja.

Yapz, itu masih contoh simpelnya yang sering terlihat, jikalau dikupas lebih dalam, pasti bakal banyak deh kesalahan-kesalahan kita dalam dunia nyata yang tercermin dalam Shalat. Tetapi, karena ilmu saya yang belum memadai, maka kali ini hanya akan menyampaikan pemikiran mengenai hal mudah yang sering terlihat itu saja.

Ya, pantas saja antara Negara yang mayoritas Muslim (atau setidaknya KTPnya banyak yang Islam), seperti Indonesia dan Malaysia, sering saja bertengkar dan tidak bisa akur. Ayolah, padahal kita inikan sama-sama Muslim, dalam Islam kita dianjurkan untuk mempererat ukhuwah Islamiyah. Jika terus bertengkar seperti itu, bangsa di luar kita (baca: non-Muslim) pasti bakal menertawakan gelagat kita ini. Sebenarnya yang salah siapa? Selalu saja orang awam dan rakyat jelata seperti saya dibuat bingung oleh … yah yang pasti yang lebih berkedudukan. Jangankan antar Negara, di Indonesia sendiri, antara N- dan M- itu saja tidak bisa akur. Dan lagi-lagi orang awam dan rakyat jelata seperti saya ini dibuat bingung oleh …. Yah… tidak perlu menyalahkan siapa dan siapa, lebih baik sekarang kembali lagi ke hal yang lebih kecil, yang menjadi topic ini. Shalat. Ya, dalam Shalat saja terlihat tidak bisa akur seperti itu. Pantas saja dalam kenyataannya seperti itu. Baiklah, akan saya ulang lagi sudut pandang-ku, Shalat itu adalah cermin pribadi diri kita dalam dunia nyata. So, mulai sekarang, yuk merenungkan bagaimana dengan Shalat kita, dan yuk perbaiki. Janganlah saling menyalahkan dan menjatuhkan yang lain. Tetapi mulailah lihat dari diri kita sendiri, mulai dari hal terkecil, dan mulailah dari sesuatu yang dapat kita rubah…

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -