- Back to Home »
- Corat Coret Curhat »
- SECERCAH HARAPAN
Posted by : JIM
Rabu, Desember 11, 2013
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Apa ada yang spesial hari? Adakah sesuatu yang spesial di hari ini??? Kagak tahu deh. Katanya sih sekarang tanggal 11-12-13 Masehi, eh bukan katanya sih, tapi memang faktanya seperti itu, tetapi katanya tanggal ini merupakan tanggal yang cantik. Sebuah tanggal yang katanya akan banyak hal spesial terjadi hari ini (pada tanggal ini). Tetapi menurutku, ah.. biasa, biasa saja. Toh, semua sama saja, tanggal berapa saja kalau ada sesuatu yang spesial yang terjadi, itu bisa menjadi sesuatu yang berarti.
Yah... intinya, gak usah dipermasalahin deh mengenai hari ini yang katanya tanggal cantik itu. Tetapi ngomong-ngomong tentang hari spesial, sepertinya mungkin bisa dibilang kemarin minggu tanggal 8 Desember, bisa jadi sesuatu yang terasa spesial bagiku. Why? Yah... kalau yang lain bilang gak spesial terserah deh. Tetapi yang pasti, di hari itu adalah hari di mana aku menemukan secercah harapan baru di dunia yang sudah... ehmmm... sudah apaan yah... Kalau dipostingan sebelum ini mungkin aku mengatakan bahwa masa depan dunia ini suram. Kalau yang belum baca, postingan sebelumnya, baca dulu deh kenapa aku mengatakan masa depan dunia ini suram.
Yah... disaat aku yang sedang putus asa melihat masa depan dunia yang suram ini, Allah yang telah terlalu baik padaku menunjukkan secercah harapan padaku untuk masa depan dunia ini. <<== kalo ada yg ngerasa kata2 ini lebay, biarin deh.
Baiklah, aku akan menceritakan dari awal dahulu. Di kampusku, aku mengikuti sebuah (yang bisa dibilang) komunitas pengajar muda. Target mengajarnya yaitu anak-anak kecil (sekitar SD) di sekitar daerah Damen, Kalisari, Surabaya. Jika ada yang mengenal Surabaya hanya sebagai kota metropolitan dengan tempat-tempat mewah, mungkin bisa mengunjungi tempat yang satu ini. Sebuah daerah kumuh di hiruk-pikuk kota Surabaya. Sebuah tempat yang kebanyakan orang-orangnya bekerja sebagai pemulung. Ya, dan pastinya target mengajar kami adalah anak-anak pemulung.
Sebenarnya, aku sudah hampir sebulan bergabung dengan komunitas ini. Tetapi selama itu, masing dalam tahap-tahap perencanaan. Baru seminggu yang lalu, akhirnya kami terjun menyusuri tempat itu. Tempat yang jalanannya tidak begitu bagus, yang semakin masuk ke dalam semakin terasa suasana kumuhnya. Tetapi seminggu yang lalu, bisa dibilang kami hanya melakukan pengenalan kepada adik-adik di sana. Tetapi walau begitu, aku merasakan suatu suasana yang entah kenapa terasa menyenangkan. Melihat senyuman dan candaan anak-anak kecil yang terlihat masih polos itu. Ah.. entah kenapa jarang sekali aku melihatnya di zaman sekarang ini. Karena biasanya ketika aku jalan-jalan/ olahraga pagi ke sekitar SDN dekat rumahku, entah mengapa aku merasa kok anak-anak kecil zaman sekarang seperti itu. Dari wajahnya saja loh, sudah gak kelihatan wajah-wajah polos dan lugu seperti dahulu, apalagi dari sikap dan cara bicaranya. Memang sih, ada yang bilang jangan melihat seseorang dari penampilan/ parasnya saja. Tetapi, menurutku, kalau masalah anak kecil, kayaknya beda deh. Kalau untuk anak kecil, dari sinar wajahnya saja kelihatan deh. Kalau anak yang masih lugu dan polos, melihatnya wajahnya saja loh kelihatan begitu tentram gimana gitu. Tetapi sayangnya zaman sekarang ini, melihat wajah yang seperti itu pada anak jenjang SD sudah sulit. Aku berkali-kali lewat di depan SD dekat rumahku, tetapi jarang menemui wajah itu. Dan biasanya kalau aku menemui anak SD yang masih memiliki wajah lugu dan polos, tidak tahu kenapa dalam hati aku berdoa "Semoga anak itu bisa menjadi anak yang Sholih/ Sholihah".
Tidak tahu kenapa aku seringkali refleks berdoa semacam itu, apakah karena yang terlalu kehilangan harapan untuk generasi masa depan?
Dan Allah mungkin menjawab sesuatu untukku. Saat aku ke daerah-daerah kumuh semacam itu, aku menemukan wajah-wajah polos yang selalu ku cari keberadaannya sebanyak mungkin. Dan kemudian, kemarin minggu, aku baru mulai masuk aktivitas mengajar. Dan saat itu, pelajaran di minggu pertama untuk mengajar itu adalah Bahasa Indonesia, dengan tema 'Dongeng'. Ya, mungkin hanya dongeng, tetapi memang komunitas itu dituntut untuk bisa mengajar sekreatif dan seasik mungkin, tetapi pelajaran yang diberikan dapat. Nah, saat itu aku mengajar untuk anak kelas 3-4 SD (jadi satu), dan dongeng yang ku berikan bercerita tentang hewan tringgiling, karena pikirku, anak seusia itu mungkin masih belum mengenal makhluk satu ini. Jadi aku sekalian memperkenalkan makhluk langka yang hampir punah ini, yang seharusnya dilindungi. Kemudian juga disusupi dengan unsur-unsur dongeng, seperti judul, tokoh, dan latar tempat. Sebenarnya aku juga sempat bingung, kalau untuk anak SD kira-kira sejauh mana pelajaran yang harus diberikan, karena aku sendiri tidak tahu mengenai materi SD. Kalau untuk mengajar anak SMP atau SMA sih aku masih ngerti, karena sudah punya pengalaman, tetapi SD?? Yah, jadi ku buat santai aja lah, sedikit yang penting kena. Terlebih melihat antusias dan senyum-senyum adik-adik kecil itu, ah rasanya, perasaanku begitu senang. Banyak hal lucu dan yah gak tahu apa itu yang selalu bisa membuat tertawa. Ternyata, mengajar anak SD itu menyenangkan. Tidak sekaku mengajar anak SMP atau SMA, karena anak-anak SD imajinasi mereka masih bebas untuk dibentangkan luas.
Dan setidaknya mungkin ada dua hal yang membuat aku terkenang. Pertama, tidak tahu aku harus bilang lucu atau seperti apa. Disaat menit-menit terakhir jam mengajar (kurang dari setengah jam dari waktu yang ditetapkan di awal), aku mengajak adik-adik memberikan dongeng kecil, atau lebih tepatnya aku mengajak untuk bercerita, bebas, aku mengatakan untuk bercerita bebas, apapun itu. Nah, ada satu anak yang bisa dibilang sedikit lebih pendiam daripada yang lainnya mengangkat tangan untuk bercerita. Aku mengamati adik perempuan satu ini, aku melihat dandanannya dan gak tahu kenapa di dalam hati berkata, "kok kayak bu nyai ya adik satu ini". Kemudian aku mempersilakannnya untuk langsung bercerita. Nah... satu hal yang membuatku kaget, ketika disuruh bercerita, ternyata dia bercerita tentang kehidupan masa Jahiliah dahulu, yang kemudian Rasulullah datang untuk membimbing manusia ke jalan kebenaran. Subhanallah... aku tertegun awal mendengarnya, dan dalam hati berkata, "memang benar-benar bu nyai nih. Semoga saja bisa menjadi anak Sholihah". Ya, kemudian aku menyambungkan cerita adik tersebut dan memberikan amanat-amanat yang terkandung di dalamnya.
Yang kedua, saat aku menanyai kepada adik-adiknya mengenai pelajaran apa yang mereka suka. Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa suka matematika dan juga IPA. Ya, Allah, benar-benar senang aku mendengarnya. Apalagi mereka bilangnya mudah, saat aku bertanya itu pelajaran mudah atau sulit. Wah... padahal kebanyakan anak-anak zaman sekarang bilang kalau itu adalah pelajaran sulit (dari pengalamanku mengajar anak SMP dan SMA, mereka bilangnya sih sulit). Tetapi, sebenarnya, sulit atau mudahnya itu tergantung pemikiran individu sih. Kalau bilangnya sulit, ya pasti jadinya sulit. Jadi kalau bilang mudah, ya mudahlah jadinya. Nah... makanya ini, selagi mereka masih menganggapnya mudah, maka aku ingin sekali menanamkan pada dalam diri mereka bahwa matematika dan sains itu memang benar-benar mudah. Sehingga pemikiran ini bisa tertanam hingga mereka sudah lebih dewasa. Dan kalau ini bisa, wah... betapa nanti hebatnya generasi Muslim akan datang. Mereka tertanam jiwa-jiwa berakhlak terpuji, menjadi seorang yang Sholih/ Sholihah, dan kemudian bisa menjadi seorang matematikawan, ilmuwan, scientist, ataupun orang-orang hebat. Dan tidaklah tidak mungkin suatu saat nanti sejarah-sejarah tentang ilmuwan Muslim hebat abad dahulu bisa terukir kembali. Yah... walau mereka semua berasal dari anak-anak pemulung, tetapi siapa tahu merekalah yang akan mengukir sejarah di masa depan.
Subhanallah... Alhamdulillah... ternyata di dunia ini masih banyak anak-anak yang dapat membuka masa depan generasi bangsa ini ke jalan yang lebih baik. Ya, mungkin inilah saatnya adalah tugasku dan tugas para pemuda sekarang ini untuk menjaga dan membimbing benih-benih generasi bangsa ini. Entah mengapa aku menjadi semangat. Dalam benakku muncul keinginan dan semangat untuk mengajar. Ternyata mengajar anak-anak kecil itu menyenangkan, di sana aku menemukan secercah harapan. Dan sepertinya setiap hari minggu akan menjadi hari spesial bagiku. Untuk memupuk benih-benih tersebut.
Tetapi... sepertinya untuk minggu besok, aku gak bisa ikutan mengajar deh. Karena ada kegiatan jurusan di kampusku. Huft.. terlebih materi untuk besok adalah matematika. Padahal sangat ingin mengajar matematika. Apalagi seperti yang aku katakan, aku ingin menanamkan pemikiran pada mereka bahwa matematika itu mudah. Yah... tetapi semoga besok minggu yang terjadi adalah yang terbaik. Dan semoga saja masa depan nanti ada sosok-sosok generasi seperti yang aku harapkan. AMIN....
tanggal yang cantik ya tanggal muda dan tanggal merah....hehehe
BalasHapusMulia sekali sobat, semoga ilmunya bermanfaat dan menjadi amal jariyah ^^
BalasHapusAmin..
BalasHapustetapi yg lebih penting, semoga generasi masa depan bisa menjadi generasi yg mampu memperbaiki masa depan..