- Back to Home »
- Sudut Pandang-Ku »
- GOLPUT MASIH PILIHAN
Posted by : JIM
Senin, Maret 31, 2014
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
sumber gambar |
Hello, selamat sore, sobat. Lama tidak berjumpa nih... :)
Nah, mumpung ini lagi liburan dan sebentar lagi akan adanya pemilu, jadi disempatin deh buat nulis tentang sesuatu. Dan kebetulan beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah status milik kakak saya, dan di sini saya mau menanggapi akan status tersebut. Nah, apa isi status tersebut? Coba baca dulu deh statusnya di spoler berikut ini :
Status FB
Siapa bilang Golputers bebas dari tanggungjawab di pengadilan Tuhan?
Kalau gara-gara satu suara yang ia sia-siakan,
orang jahat memimpin negeri ini,
ia akan dimintai pertanggungjawaban.
Mungkin ia akan berkilah di hadapan Tuhan,
"Saya kira semuanya jelek... Saya sudah muak dengan janji-janji mereka."
"Bahkan banyak dari mereka yang lebih baik dari kamu... Kamu hanya mengikuti prasangka, tak mau mencari tahu informasi tentang mereka..."
Lalu ia berkilah lagi, "Mereka hanya berpura-pura baik..."
"Alangkah hebatnya... Kau telah bisa menghakimi isi hati orang lain."
Lalu beralasan lagi, "Kenyataannya, setelah jadi pemimpin mereka pasti akan lupa..."
"Hidupmu memang miskin harapan… Hidup yang pesimistis.... Hidup yang negatif."
Lalu beralasan, "Saya takut salah milih... blablabla.."
Ah, sudahlah, pada kenyataannya sikap tidak memilihmu itu berarti memilih. Jika yang baik menang berarti kau memilih yang baik jadi pemimpin. Tapi jika yang jahat menang berarti kau memilih yang jahat jadi pemimpin. Kau mengerahkan massa sebanyak mungkin untuk golput, pemilu tetap akan terus berjalan dan menghasilkan keputusan.
Diammu adalah suara. suaramu adalah diam.
Dan tetap harus kaupertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
`Rafif Amir Ahnaf - Pembina Flp Sidoarjo
Kalau gara-gara satu suara yang ia sia-siakan,
orang jahat memimpin negeri ini,
ia akan dimintai pertanggungjawaban.
Mungkin ia akan berkilah di hadapan Tuhan,
"Saya kira semuanya jelek... Saya sudah muak dengan janji-janji mereka."
"Bahkan banyak dari mereka yang lebih baik dari kamu... Kamu hanya mengikuti prasangka, tak mau mencari tahu informasi tentang mereka..."
Lalu ia berkilah lagi, "Mereka hanya berpura-pura baik..."
"Alangkah hebatnya... Kau telah bisa menghakimi isi hati orang lain."
Lalu beralasan lagi, "Kenyataannya, setelah jadi pemimpin mereka pasti akan lupa..."
"Hidupmu memang miskin harapan… Hidup yang pesimistis.... Hidup yang negatif."
Lalu beralasan, "Saya takut salah milih... blablabla.."
Ah, sudahlah, pada kenyataannya sikap tidak memilihmu itu berarti memilih. Jika yang baik menang berarti kau memilih yang baik jadi pemimpin. Tapi jika yang jahat menang berarti kau memilih yang jahat jadi pemimpin. Kau mengerahkan massa sebanyak mungkin untuk golput, pemilu tetap akan terus berjalan dan menghasilkan keputusan.
Diammu adalah suara. suaramu adalah diam.
Dan tetap harus kaupertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
`Rafif Amir Ahnaf - Pembina Flp Sidoarjo
Mungkin masih banyak dari warga Negeri tercinta kita ini yang berpikiran lebih baik golput aja. Dan dahulu saya juga berpikir demikian. Yah... mau bagaimana lagi, karena dahulu ketika masih kecil dan adanya sebuah pemilu, saya sering mendengar dari ucapan warga, mulai dari tukang becak, pedagang asongan, tukang siomay, yang perkataan kurang lebih sama ketika ditanya perihal pemilu. Kurang lebih sih ada yang berkata demikian, "Mau milih ataupun gak milih, tetap aja jadi tukang becak, gak akan ada perubahan." Nah... jadi wajarlah dahulu aku berpikir, 'Ah, kalau aku sudah punya hak pilih mending golput aja. Daripada milih ntar salah pilih.'
Tetapi, seiring waktu, kalau dipikir-pikir, terlebih dengan adanya status seperti pada spoiler di atas. Humh.... aku jadi berpikir, benar juga yah. Aku menyetujui akan status tersebut. Kita memilih ataupun tidak memilih, tetap saja pemilu akan tetap berlangsung. Itu artinya, tidak memilih alias golput sebenarnya juga sebuah pilihan, yaitu memilih untuk menyerahkan hasil keputusan pemilu nanti kepada orang lain. Iya kalau orang lain yang kita serahkan hasil keputusan itu adalah seseorang yang lebih bijak dan lebih baik dalam memilih. Lah, kalau kita menyerahkan hasil keputusan pemilu itu kepada orang yang hanya menjadi korban pencitraan media ataupun korban uang kampanye, gimana jadinya nanti?
So, menurutku lebih baik kita gunakan hak pilih kita untuk memilih pilihan terbaik yang ada. Tapi.... masih takut salah pilih, ya? Makanya, selagi pemilu masih cukup lama, masih lebih dari seminggu lagi, coba yuk kita manfaatin waktu untuk mencari informasi mengenai caleg-caleg ini nanti? Apalagi di zaman sekarang, kita kan bisa googling? Tapi kalau dari dunia maya, masih takut pencitraan media? Makanya itu, kita buktikan, hanya jangan dengan informasi dari mbah google, tapi dibuktikan juga kebenaran informasi tersebut dengan melihat hasil kerja nyata dari caleg tersebut. Entah bagaimana, mungkin kita bisa memilih caleg-caleg yang kita kenal dengan baik atau dari warga di sekitar kita sendiri yang hasil kerjanya terlihat. Atau juga kita bisa bertanya kepada yang lebih paham mengenai urusan ini yang dapat dipercaya.
Yah... bagaimanapun caranya, kita harus dapat mencari informasi yang akurat kebenarannya, sehingga yang pasti kita nanti bisa memilih calon terbaik yang ada nantinya...
Dan akhir kata, saya hanya bisa berharap dan berdoa, siapapun yang terpilih nantinya, siapapun yang akan menjadi pemimpin bangsa ini, siapapun yang akan mendapatkan amanahnya nanti, semoga adalah orang terbaik yang bisa menjaga amanah dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Amin....
BismillahirRahmanirRahim...
dulunya mindset bilang, "golput aja deh, buat apa milih, ngga ada pemimpin yang bener tuh." Ternyata salah, kita tetap harus milih.
BalasHapusNanti kalau kita golput, dan pemimpin yang terpilih bikin sesuatu yang 'gila', maka kita yang golput ini ngga punya hak untuk marah, soalnya kita kan ga milih, salah sendiri dong
ya, benar sob...
Hapusdulu ane juga punya mindset, "golput lebih baik"
tapi seiring waktu, akhirnya sadar juga..