ShadowZ Space

“Lebih baik golput aja. Daripada milih, calonnya gak ada yang benar. Nanti milih malah takut salah, mendingan golput aja. Paling yang sekarang kelihatan baik juga cuma kedok doang. Nanti setelah terpilih ya tetap aja sama, gak ada bedanya dengan yang lain. Nanti juga kalau ikutan milih orang-orang berdosa itu sama saja artinya dengan kita ikut mengsukseskan orang-orang berdosa itu dan kitapun akan ikut berdosa. Yah, jadi gak ada pilihan lain selain golput.”

Sudah sesuci itukah kita, sampai bisa menghakimi seseorang semacam itu? Sudah pernahkah kita instropeksi diri sehingga begitu yakin bahwa kita jauh lebih baik daripada semua caleg yang ada? Sudah berusaha dengan baik kah kita untuk mencari informasi mengenai caleg-caleg yang ada sehingga kita seakan mengenal keburukan mereka? Ataukah… selama ini kita hanya berpangku tangan sambil berkoar-koar dengan menghina dan menganggap semua caleg sama rendahnya?

Dan apakah yakin bahwa dengan memilih golput, kita tidak akan ikut menanggung dosa karena tidak ikut memilih caleg bejat tersebut? Sebegitu yakinkah bahwa tidak akan ada perubahan pada negeri ini walau siapapun yang akan terpilih untuk duduk di bangku pemerintahan? Yakinkah bahwa dengan golput kita akan terbebas dari dosa-dosa tersebut?

Ingatlah! Walau bahkan kita golput, pemilu tetap akan berjalan, dan hasilnya akan diserahkan pada orang-orang yang menggunakan hak suaranya. Hasilnya ditentukan oleh orang-orang yang telah kita serahi tanggung jawab untuk menentukan keputusan hasil pemilu. Iya jika orang-orang yang kita serahi tersebut (orang yang menggunakan hak suaranya) melakukan pemilihan berdasarkan analisis dan pemahamannya mengenai para caleg, nah… kalau yang orang-orang tersebut menggunakan hak suaranya karena korban uang kampanye atau korban pencitraan media???

Ayolah, kawan, aku juga tahu, negeri ini sudah terlihat bobrok, kebanyakan para petinggi lah yang justru merusak Negara sendiri, dan kebanyakan para caleg yang ada untuk pemilu 2014 ini juga sudah banyak yang tampak keburukannya. Tetapi itu kebanyakan, bukan semuanya. Kita tidak bisa menggunakan labelling ke semua caleg yang ada hanya karena kelakuan bejat sekelompok orang. Percayalah, segelap apapun dunia, seburuk apapun tingkah kebanyakan para caleg yang ada, tetap percayalah, selalu ada sebuah titik terang di sana, walau itu hanya setitik, tapi cahaya itu pasti ada.

Segelap apapun malam. Sesuram apapun penglihatan dalam kegelapan. Nyatanya kita masih bisa melihat, walau itu samar. Padahal sejatinya, mata tak akan pernah bisa melihat jika tidak ada setitik pun cahaya. Itu artinya, kita bisa melihat di dalam kegelapan malam karena sebenarnya di sana masih ada seberkas cahaya, walau mungkin itu hanya setitik cahaya atau mungkin cahaya itu merambat dari kejauhan. Tetapi bagaimanapun, sebenarnya cahaya itu masih ada, walau kita tidak tahu di mana itu. Oleh karenanya, tugas kitalah untuk menemukan seberkas cahaya itu. Temukan cahaya itu untuk kita dapat melangkah maju dengan lebih baik.

Yah... itulah tugas kita. Pemilu akan berlangsung beberapa jam lagi. Jika masih belum menemukan cahaya di balik kegelapan para caleg, yuk mari kita bersama mencari cahaya untuk kemajuan negeri tercinta kita ini. Mumpung kita masih ada waktu, carilah sebelum terlambat…