- Back to Home »
- Islamic , Pengetahuan »
- MEMINTA MAAF ATAS KESALAHAN DENGAN KESALAHAN
Posted by : JIM
Rabu, Juli 30, 2014
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Inilah ucapan permohonan maaf, baik itu berupa perkataan langsung, sms lebaran, ataupun status-status di facebook, yang seringkali penulis dapatkan di Idul Fithri kemarin ini (dan di tahun-tahun sebelumnya juga). Mungkin untuk di Indonesia, itu adalah ucapan lazim dan sudah biasa terdengar selama Idul Fithri ini. Tetapi… sebenarnya yang mengucapkan hal tersebut tahu maknanya gak sih?
Jika dilihat dari cara penulisannya saja sudah kurang tepat. Yang pertama, bukan aidzin menggunakan dzal, tetapi menggunakan dal, jadi penulisan yang benar aidin. Kemudian juga bukan faidzin dengan dzal, melainkan dengan za (tetapi jika yang dimaksudkan dz itu adalah transliterasi untuk za, berarti sudah benar sih). Nah, ini masih dari konteks penulisannya. Selanjutnya pemaknaan pengucapannya juga sebenarnya kurang tepat. Kalau “minal aidin wal faizin” itu sendiri dipaksakan untuk diartikan, maka kalimatnya akan menjadi seperti ini.
“Termasuk orang-orang yang kembali dan menang. Mohon maaf lahir dan batin.”
Nah, loh… Bisa sobat pembaca pahami sendiri kan bagaimananya? Jadi tahu, kan rasanya bagaimana? Kalau saya sendiri mengucapkan hal itu terasa tidak sreg dan malah terkesan aneh. Makanya itu, biasanya kalau saya pribadi meminta maaf di Idul Fithri ini cukup dengan mengucapkan, “Mohon maaf lahir dan batin”, atau kemudian terkadang setelahnya ditambah dengan :
تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم وجعلنا الله من العائدين والفائزين
“Taqobbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, wa ja’alanallahu minal 'aidin wal faizin.”
Bila yang ini diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya baru akan terdengar lebih sreg, terlebih kan Idul Fithri itu momennya setelah kita berpuasa satu bulan penuh dan mendapatkan banyak berkah di dalam bulan Ramadhan.
“Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian, puasa kami dan puasa kalian, dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali (suci/ berbuka) dan menang (beruntung).”
Nah, sekian saja deh dari saya, tidak ada maksud untuk menggurui, sekadar mengingatkan saja bagi sobat-sobat yang masih salah kaprah dalam pemaknaan kalimat tersebut, supaya jangan sampai niat tulus kita untuk mengucapkan permohonan maaf jadi keliru. :)
Untuk yang terakhir kalinya, jangan lupa untuk baca-baca fiksiku di sini yah ^_^
Taqqabalallahu minna wa minkum...
BalasHapusmf ni baru sempat mampir... :)
iya, sama2 sob, taqobbalallahu minna wa minka..
Hapusgak masalah sob... :)
waalaikumsalam...selamat lebaran..mohon maaf lahir batin,
BalasHapuskeep happy blogging always..salam dari Makassar :-)
salam kembali dari Surabaya.. :)
HapusBenar sekali sob...
BalasHapuskalau saya pilih yang para sahabat nabi lakukan...
Selamat hari raya idul fitri :-)
Taqqabalallahu minna wa minkum
iya sob...
HapusTaqobbalallahu minna wa minkum :)