- Back to Home »
- Islamic , Renungan »
- TRAGEDI DESEMBER - PERAYAAN DUKA
Posted by : JIM
Rabu, Desember 31, 2014
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Bismillah.
Postingan kali ini bisa dibilang lanjutan dari postingan tadi siang. Bila sebelumnya membahas perayaan yang telah lewat, kali ini saya akan sedikit membahas tentang perayaan yang akan dilaksanakan malam ini. Tahu kan apa itu?
Sebuah perayaan yang rutin dirayakan entah untuk merayakan apa. Sebuah perayaan sia-sia yang tidak hanya menghabiskan waktu dan uang, tetapi juga mengusik hak asasi orang lain. Itulah perayaan sesat tanpa tujuan dan makna.
Mungkin memang benar, di tahun ini sedikit berbeda, banyak dari pejabat-pejabat di berbagai daerah yang melarang, atau lebih tepatnya meniadakan dan memindahkan kegiatan huru-hara dari perayaan tahun baru ini ke kegiatan lain yang lebih bermanfaat, demi untuk mengenang dan turut prihatin/ berbelasungkawa atas bencana yang banyak terjadi dalam waktu belakangan ini. Salah satu contohnya di Surabaya, tempat kediaman penulis. Bu Risma memang meniadakan pesta pora dan menggantinya dengan doa bersama. Tetapi hal-hal tersebut tidak lain hanyalah sebuah formalitas yang dikabarkan di media-media dan hanya pada satu sisi kota Surabaya. Sedangkan kenyataannya? Di berbagai penjuru lain kota Surabaya, mulai dari gang-gang sempit, kampung-kampung, hingga ke jalan-jalan raya dan berbagai daerah lainnya terdengar suara gemuruh kenistaan di sana dan sini.
Inikah yang disebut berbelasungkawa? Mungkin memang pejabatnya sudah ikut prihatin. Tetapi anehnya, kok masih ada saja warganya yang bersenang-senang di atas penderitaan orang lain?
Sungguh teganya engkau.
Di saat bencana tanah longsor mengubur satu kampung dan menewaskan sepertiga penduduk (+/- 108 orang) di Banjarnegara, engkau mengubur hatimu untuk bersenang ria.
Di kala bencana banjir melanda Aceh, Jakarta, dan Bandung, engkau membanjiri langit dengan gemerlap kenistaan.
Ketika 2300 kios ludes dengan kerugian mencapai 5 Triliun dan satu orang meninggal dalam kebakaran di pasar klewer Solo, engkau membakar langit dengan hamburan uangmu.
Dan saat (+/-) 155 orang yang hilang dalam musibah hilangnya AirAsia QZ8501, engkau menghilangkan ketenangan orang lain yang sedang bermunajat kepada-NYA.
(Sumber informasi Ikhwah Gaul)
Sungguh teganya engkau.
Berpesta-pora menyambut sesuatu yang tak berarti dan menghilangkan perasaanmu atas rentetan musibah yang memilukan.Masihkah engkau punya hati?
Sungguh teganya engkau.
Meledakkan kilat petasan ke segala penjuru langit.
Meniupkan terompet kenistaan ke berbagai ruas jalan.
Apakah engkau menunggu langit murka dan meledak?
Ataukah menantikan Isrofil ikut meniup terompet?~ JIM ~