Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Jumat, Mei 22, 2015

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

(sumber gambar)

Empat negara Sunni sudah jatuh ke tangan Syiah (Iran, Libanon, Suriah, dan Yaman). Akankah Selanjutnya Indonesia?

Melanjutkan postingan sebelumnya. Telah kita ketahui akan dan bagaimana propaganda para syiah dalam menyebarkan paham-paham syiah agar banyak masyarakat tidak menyadari kekejaman syiah yang tertutup rapi oleh media. Di postingan sebelumnya, juga sudah diceritakan tentang pembantaian yang dilakukan syiah yang tidak tersebar ke masyarakat umum, karena banyaknya media yang telah disusupi oleh para agen syiah. Setelah berhasil melakukan semua tahapan itu (terbukti dengan banyaknya masyarakat dan teman penulis sendiri yang menganggap syiah tidak berbahaya dan masih bagian dari Islam), tahapan lain yang dilakukan syiah adalah dengan memasukkan kader-kader syiah ke berbagai ormas atau pemerintahan. Sekarang ini kita bisa menemukan banyak kader syiah di berbagai lembaga. Misalnya, Jalaludin Rahmat yang menjadi anggota DPR RI.


Selain memasukkan kadernya ke berbagai elemen masyarakat, syiah juga mulai menghembuskan isu bahwa para ulama ahlus sunnahlah penyebab kerusakan dan penyimpangan. Mereka membenturkan antar ormas satu dengan yang lain. Di Indonesia, benturan yang sangat sangat keras misalnya terjadi antara kelompok yang dikenal dengan Wahabi (juga disebut salafi) dan NU. Di satu sisi Wahabi dianggap sebagai aliran keras yang mudah mengkafirkan orang lain. Padahal sejatinya, Wahabi hanyalah sebutan yang dilontarkan syiah untuk orang-orang yang tidak suka terhadap syiah. Jadi, sebenarnya Wahabi tidak lain adalah fitnah yang dilakukan oleh para syiah, sehingga banyak ulama-ulama ahlus sunnah yang sekarang ini dituding sebagai Wahabi (karena mereka terang-terangan menjelaskan bahaya syiah, jadi tidak heran bila setelah artikel ini ditulis oleh penulis, penulis akan juga akan mendapatkan sebutan sebagai Wahabi). Di sisi lain, NU dihembuskan sebagai pelaku bid'ah. Sehingga dengan fitnah ini, antara NU dengan Wahabi saling bermusuhan. Padahal, menurut Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Ali Musthafa Ya'kub, banyak kesamaan antara Wahabi dan NU. Sebagaian perbedaan yang sengaja dihembuskan dan dibesar-besarkan oleh orang syiah itu sebenarnya tidak lain adalah untuk memecah-belah sesama Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Setelah itu, untuk memperkeruh keadaan, kalangan syiah juga sengaja membuat kerusuhan, menanamkan kebencian antar sesama atau terhadap pemerintah. Bisa jadi, inilah sisi lain dari target penyerbuan markas Az-Zikra yang telah diceritakan pada bagian sebelumnya. Orang-orang syiah sengaja memancing kerusuhan. Jika saja jamaah Az-Zikra menanggapi penyerangan itu dengan emosi, lalu membalas dengan keras serangan itu sehingga terjadi konflik berdarah, maka nama Ustadz Arifin Ilham akan rusak di mata masyarakat dan bahkan dunia.

Media yang banyak disusupi aktivis syiah akan serta merta mem-blow-up aksi balasan itu sembari menempelkan cap perusuh dan anarkis. Kita tentu masih ingat kasus Monas beberapa tahun lalu, saat pengikut aliran sesat Ahmadiyah yang berkolaborasi dengan aktivis sekuler, sengaja membuat aksi yang memancing emosi umat Islam yang tergabung dalam FUI (Forum Ukhuwah Islamiyah). Ketika terjadi konflik, serta merta media yang dikuasai kaum sekuler mem-blow-up-nya sebagai aksi anarkis FUI. Media memang sangat ampuh, bisa menggajahkan semut, dan menyemutkan gajah.

Syukurlah Ustadz Arifin dan jamah Az-Zikra tidak terpancing. Ia sadar benar hal itu akan menyebabkan buruknya kepercayaan pemerintah kepada para ulama, sehingga menjadikan mereka sulit berdakwah. Selanjutnya pemerintah akan menganggap seluruh ajakan yang berbau agama sebagai bentuk pelanggaran terhadap peraturan negara. Ditambah lagi, akan berkembang rasa bendi dan saling menjauh antara penguasa dengan ulama. Umat Islam akan kehilangan pelindung secara legal.

Ketika rakyat tidak percaya lagi kepada pemimpinnya, kekisruhan tinggal disulut. Para tokoh Islam diadu-domba satu dengan yang lain. Pengikut syiah berusaha masuk ke berbagai institursi negara dan secara sengaja mendorong lahirnya kebijakan yang bersinggungan dengan umat Islam. Ujungnya, umat Islam semakin tidak suka dengan penguasa dan bahkan menentangnya. Ketika hal itu terjadi, syiah tinggal mengambil manfaat dari pertentangan tersebut.

Strategi yang dilakukan syiah untuk menguasai suatu negara (di negara-negara lain seperti Iran, Libanon, Suriah, dan Yaman), hampir sama. Mereka menimbulkan chaos (kekacauan), kemudian memanfaatkan situasi tersebut untuk menguasai suatu daerah.

Seperti disampaikan Ustadz Farid Ahmad Okbah dalam ceramahnya, "Di daerah-daerah syiah sudah merangkul para preman." Dengan cara itu, mereka mengancam para ulama. Ustadz Farid Ahmad Okbah sendiri mengaku dirinya menjadi salah satu taget dari 100 tokoh yang disasar bunuh oleh syiah.

Kalaulah partai-partai politik Islam memiliki target, jika peroleh suara mencapai 20 persen, mereka akan mengajukan calon presiden dari partai sendiri. Maka, berbeda dengan Syiah. Jika jumlah mereka sudah mendekati angka 20 persen dari penduduk negara, maka mereka akan berusaha menguasai negara dengan paksa. Biasanya melalui revolusi. Seperti revolusi yang bersifat massa yang terjadi di Iran, atau revolusi bersenjata seperti di Libanon, Suriah, Yaman, dan Irak.

Seharusnya, terkait keutuhan NKRI, TNI dan kepolisian tak perlu mengkhawatirkan gerakan atau partai Islam yang ada. jamaah Tabligh takkan mengkudeta negeri ini karena konsentrasi utama mereka adalah memakmurkan masjid.  Salafi atau Wahabi takkan mengancam negeri ini karena fokus dakwah mereka lebih banyak ke akidah dan perbaikan ibadah. Partai-partai Islam pun dijamin takkan mengancam NKRI karena mereka memilih jalur formal, membuat partai dan bertarung secara legal lewat pemilihan umum.

Lalu, bagaimana dengan syiah? Mereka sudah terbukti mengancam keutuhan negeri. Syiah menguasai tiga negara Sunni (Libanon, Suriah, dan Yaman) bukan dengan jalan damai, tapi lewat revolusi bersenjata. Bagaimana dengan Indonesia? Akankah Indonesia akan bernasib sama dengan tiga negara Sunni tersebut, direbut dan dipaksa melalui kudeta bersenjata untuk menjadi negara syiah? Mungkin sekarang kita masih bisa mengatakan, "Belum". Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, mungkin saja syiah sedang menyiapkan makar-makar jahatnya untuk menggulingkan pemerintahan Indonesia. Akankah selanjutnya Indonesia?!?
WASPADAI REVOLUSI SYIAH!!!



Sumber
Judul Asli  : Waspadai Revolusi Syiah
Penulis      : Hepi Andi Bastoni
Sumber     : Majalah Sabiliku Edisi 6/ TH1/ Jumadil Awal-Jumadil Akhir 1436/ Maret 2015

{ 2 Comments... read them below or Comment }

  1. apa ini beneran nih, gila juga ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benaran, dan sekarang, tanda-tanda itu sudah muncul, sudah tahu kabar tentang syiah di pekalongan yang sedang menyiapkan stok senjata, bukan?
      nah, mungkin mereka sudah siap untuk memberontak

      Hapus

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -