Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Selasa, Maret 22, 2011

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam, “Bolehkah saya masuk?”, tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam”, kata Fatimah sambil membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku ?” “Tak tahulah ayahku, orang itu sepertinya baru sekali ini aku melihatnya”, tutur Fatimah lembut.

Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan dunia, <span>dialah malaikat maut</span>”, kata Rasulullah. Fatimahpun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya.

Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini, “Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?”, tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka , para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu”, kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, sorot matanya masih memperlihatkan kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?, tanya Jibril. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?, pinta Rasulullah. “Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku :”Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya”, kata Jibril.

Detik demi detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini”, perlahan Rasullah mengaduh dan Fatimah terpejam sementara Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril ?” Tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. “Siapa yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal?”, kata Jibril.


Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku”. Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum” (pelihara shalat dan peliharalah orang-orang lemah diantaramu).

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatii” (umatku, umatku, umatku) dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Subhanallah disaat yang sangat kritis Rasulullah masih memikirkan kita sebagai umatnya.

Kini mampukah kita mencintai Rasulullah seperti Rasulullah demikian mencintai kita? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim’alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita, namun kita justru melupakan apa yang dipesankan, lupa apa yang diajarkan.

Seperti telah dipesankan pada detik-detik menjelang Rasulullah wafat, yaitu Shalat. Marilah kita dirikan shalat sesuai dengan pesan Rasulullah dan shalatlah sebagaimana Rasulullah shalat.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -