Jumat, April 29, 2011
Yah, akhirnya aku harus menulis nie juga, setelah ku membaca di http://luphsetsuna.blogspot.com/2011/04/tiaras-world-anime-manga.html
Seperti judulnya, kali ini ku akan bahas tentang “menyukai anime dan manga”, yang sebagian orang menganggap bahwa orang menyukai anime dan manga adalah seorang yang “childish”. Dan harus ku akui aku juga suka anime dan manga. Dan siapa bilang kalau orang yang menyukai anime dan manga itu childish? Hanya saja mereka (yg tidak menyukai anime dan manga) belum tahu siapa kami (orang2 yg menyukai anime-manga). Mereka belum tahu cara berpikir kami. Malahan menurutku, mereka itulah yang childish. Baiklah akan kuperjelas satu per satu.
Kami ini memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Jika sebagian orang menganggap menonton anime itu seperti kekanak-kanakan. Kami akan mengambil hikmah baik dari anime yg baru saja kami tonton ataupun dari manga yg kami baca. Dari situ kami melihat kepintaran-kepintaran para karakter dalam menyelesaikan berbagai masalah yg rumit, bagaimana arti persahabatan yg sebenarnya, kami juga diajarkan untuk tidak pernah mengenal kata menyerah walau dalam kondisi di ujung tanduk sekalipun, karena pasti ada kesempatan untuk bangkit kembali walau sekecil apapun itu, oleh karena itu kami harus pandai-pandai mengambil kesempatan yg kecil itu.
Apakah benar kami ini childish? Bagaimana dengan mereka yg ngefans berat (fans fanatik) dengan artis idola mereka. Seluruh kamar mereka dipenuhi dengan poster-poster artis idola mereka. Ketika idola mereka tampil dan konser, mereka berteriak-teriak bagai orang kesurupan. Mereka terus meniru dan meniru apa yang mereka idolakan tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Jelas saja arti sesungguhnya dari idola bukankah berhala? Jadi mereka bisa dikatakan menuhankan idola mereka. Mereka tidak lagi menggunakan akal sehat mereka. Jelas kami lebih baik dari mereka.
Jelas kami ini lebih baik. Bagaimana dengan orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk berpacaran tanpa guna. Kemudian mereka hanya bisa menangis dan larut dalam kesedihan. Bukankah begitu? Mereka berpacaran hanya untuk kesenangan, namun yang ada hanya kesedihan yang sia-sia. Dalam facebook merekapun, mereka hanya menulis status tentang kesedihan-kesedihan saja. Berbeda dengan kami, kami selalu mendapat inspirasi untuk menulis dan berkarya. Jelas kami lebih baik dari mereka
Kemudian bagaimana dengan sinetron-sinetron yang marak di TV. Padahal unsur cerita sama saja hanya begitu-begitu saja. Tentang percintaan, perebutan harta warisan, di awali dengan kesengsaraan, kemudian akhirnya dapat hidup bahagia. Bahkan, menurutku tontonan-tontonan seperti itu tidaklah mendidik, bagaimana tidak? Kita diajarkan untuk saling berebut harta warisan dengan sesama saudara dengan menghalalkan segala cara. Kemudian juga, dengan sinetron-sinetron percintaan yang jelas-jelas merusak generasi muda ini. Huh, yah ceritanya yanng begitu-begitu saja dan mudah untuk ditebak. Bukankah anime/manga memiliki cerita yang lebih bervariasi, tokoh cerita dengan karakter-karakter yang berbeda, alur cerita yang sulit ditebak.
Jadi, jelas kami lebih baik. Bahkan, orang-orang yang menyukai anime dan manga yang pernah kukenal adalah orang-orang yang pintar dan cerdas. Ada pintar yang dalam berbahasa asing, pintar dalam menulis cerita, pintar berkreasi dan berkarya, juga tanggap situasi, dapat menyelesaikan masalahnya dengan santai dan tenang. Tidak seperti mereka yang jika terdesak tidak dapat menyelesaikan masalah, kemudian bunuh diri. Jadi, jelas kami lebih baik.
Jelaslah, anime-manga merupakan hiburan yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang tanpa merugikan. Lebih baik daripada membuang-buang waktu untuk melakukan perbuatan yang menyia-nyiakan atau bahkan merugikan. Bahkan, dari anime-manga kita dapat belajar banyak, belajar dari sesuatu yang terlihat sepele, namun sebenarnya sangat bermanfaat bagi kita. Bukankah kita boleh belajar dari siapapun dan dari manapun, asalkan tak menyesatkan.
Sudahlah, tak ada salahnya menyukai sesuatu, asalkan tak berlebihan serta tau tempat dan waktu. Dan yang paling penting, tetap ingat kepada Sang Maha Pencipta
