Selasa, Februari 14, 2012
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Tanggal 14 Februari ini banyak sekali para pemuda-pemudi Muslim merayakannya, bahkan di Madrasah-Madrasah sekali pun para Muslim dan Muslimah pada ngerayakannya. Haduh... emang tahu gak sih apa itu V-Day. Sejarah-sejarahnya di internet kan sudah banyak yang membahasnya. Emang banyak sih versinya, tetapi dari sekian banyak versinya, ada satu hal inti yang jelas, yaitu Valentine itu gak jelas alias gak benar. Ah.. semua sudah pada tahu kan bagaimana sejarah Valentine yang rada-rada itu. Kalau belum mengerti coba simak disini dulu.
Tetapi, anehnya, walaupun sudah banyak yang mengerti bahwa Valentine itu adalah ajaran yang salah, tetapi masih banyak saja yang merayakannya. Fyuh.... seperti perkataan dari salah satu Ustadz ketika saya mengikuti talk show tersebut. Yah... katanya, kebanyakan orang tuh kalau sudah dikasih tahu hal yang benar, tetap aja keras kepala. Ya, kayak hari valentine nih... Jangankan valentine, pacaran aja... yah pasti dah kebanyakan pemuda Muslim zaman sekarang banyak yang udah pacaran, bahkan di sekolahku yang notabenenya MADRASAH. Tetapi jangan kira deh... bahkan hampir 90% anak Madrasah tuh sudah pada pacaran. Padahal, mereka tuh sudah tahu kalau pacaran itu gak benar dan hanya menyusahkan. Terbukti, dari pengakuan teman-temanku yang sudah pacaran, mereka mengatakan jika pacaran itu ribet, bikin sedih, dan lain sebagainya. Bahkan, secara terang-terang ada yang pernah mengatakan ke guru jika pacaran itu berdosa. Karena kan dalam ayat Al-Qur’an diterangkan untuk tidak boleh mendekati zina. Dan mereka sendiri tahu jika pacaran termasuk salah satu mendekati zina. Lah... tetapi kenapa masih dilakuin. Ah, itulah yang bikin saya bingung. Sudah tahu, tapi tetap saja dilakuin.
Dan yang lebih parahnya, karena mereka ini notabenenya Madrasah, makanya ketika ditegur jangan pacaran, ada beberapa anak yang beralasan kalau mereka itu hanya TA’ARUFAN. Halo???? Tahu gak sih Ta’arufan itu. Walau saya nie orangnya gak terlalu pintar dalam masalah agama, tetapi jelas saja, dari kata Ta’aruf itu sendiri kan biasanya merupakan suatu perkenalan sebelum masuk ke jenjang pernikahan. Ya, semacam tahap penilaian gitu. Lah... tapi mereka ini? Biasanya mengatakan Ta’arufan, tetapi tingkahnya tak lebih seperti pacaran. Ya, sama saja gitu.
Fyuh.... memang sulit untuk menasehati remaja-remaja seperti itu. Dinasehati ini, salah, dinasehati itu, juga salah. Padahal sejak dulu, aku berkeinginan untuk “change the world”. Yah.... membawa para generasi Muslim ke jalan yang seharusnya. Tetapi ketika mengikuti talk show tersebut, aku tersadar satu hal. Bahwa hal seperti itu “bagai menyulut sebatang korek api di dalam lautan”. Yah... gitulah maksudnya. Jika hanya sebagian kecil Muslim yang berkeinginan “change the world” tanpa ada menghiraukan dan kesadaran dari masing-masing umat Muslim, maka hal seperti itu... yah... Jika ada 100 orang yang mengajak ke jalan kebenaran, maka akan ada 100juta orang yang akan menyesatkan umat manusia. Jika ada 1 orang yang berhasil diajak menuju kebenaran, maka akan ada sejuta orang yang tersesat. Yah... seperti itulah. Bahkan, seperti pada ceramah yang pernah ku dengar, bahwa ketika seseorang diajak melakukan keburukan, maka akan mudah sekali, karena di dalam itu, setan juga ikut serta mendukung. Tetapi sebaliknya, ketika seseorang diajak dalam kebaikan, maka sulitnya minta ampun. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Fyuh....
Fuh... betapa sedihnya jika melihat generasi Muslim sekarang ini. Oh, ya.. dulu juga aku sering mengirim sms tentang Hadits atau ayat Al-Qur’an ke teman-temanku setiap Minggunya, harapanku sih... awalnya agar ada yang pada sadar. Tetapi beberapa bulan, akhirnya aku sudah tak pernah mengirimkan sms seperti itu lagi. Aku hanya merasa tersadar, jika hal itu... entah mengapa aku merasa hal itu sia-sia. Yah... akhirnya aku sudah tak pernah mengirimkan lagi. Dan lagi ketika mengikuti talk show itu juga. Aku semakin tersadar. Ya, benar, sia-sia, percuma. Berkali-kali diingatkan pun hasilnya akan sama saja. Dalam talk show itu juga, dikatakan TIDAK MUNGKIN untuk melarang anak yang sudah terlanjur pacaran. Yah... di zaman seperti sekarang ini, semakin dilarang, maka akan semakin dicoba untuk dilakukan.
Fyuh.... yah... hal-hal seperti itulah yang membuatku sering... yah... gimana gitu, hanya bisa mengelus dada. TAPI, bagaimana pun juga, hal-hal seperti itulah yang membuatku memiliki tujuan. Ya, sekalipun aku sadar, walaupun jika postingan ini ada yang baca (iya kalau ada), entah mengapa aku yakin, ini akan sama saja, ku kira tidak akan mengubah apapun. Maaf saja, bukan maksudku untuk .... Tetapi yah gitu, kemungkinan besar postingan ini tidak akan menyadarkan apapun dan siapapun. Tetapi, bagaimanapun, jika masih ada kemungkinan... lebih baik, daripada tidak sama sekali.
nggak tau harus berkata apa...
BalasHapustapi memnang kenyataannya sesuai yang smpyan tulis..
wes semangat aja mas...
ya.. makasih mbak... ^^
BalasHapusorang terjatuh karena batu yg kecil, jadi marilah kita menjadi batu yg kecil, 1 orang dapat merubah semuanya...
BalasHapusBilal: ya makasih.... bagaimanapun tetap harus usaha dan semangat... selama masih ada kemungkinan...
BalasHapus