Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Kamis, Agustus 02, 2012

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kali ini saya hanya akan memberi sedikit renungan, coba renungkanlah apakah kalian benar-benar sudah (berusaha) menjadi seorang Muslim sejati? Baiklah, inilah renungannya seperti yang dijanjikan pada FansPage ShadowZ Space. Coba cek sejauh mana usaha kalian untuk menjadi seorang Muslim seperti yang tertera pada TUJUH poin renungan berikut. Baca dan simak perlahan-lahan dari satu poin ke poin berikutnya. Jika sudah dapat melakukannya, lanjutkanlah. Tetapi jika masih belum, segera perbaikilah, selagi bulan suci Ramadhan.



Catatan Pembuka :
Saya sengaja tidak menuliskan ayat serta terjemah Al-Qur’annya, agar kalian membuka sendiri Al-Qur’an kalian dan mau membacanya. Hitung-hitung amalan bagi kalian di bulan suci Ramadhan ini. Dan  ingat! Renungkanlah poin per poin-nya sebelum melanjutkan membaca ke poin selanjutnya!

1. Coba baca surah Az-Zumar (39) ayat 11 dan 14. Bagaimana? Sudahkah kalian menyembah Allah dengan benar-benar memurnikan ketaatan kepada-Nya?
Tentu saja sebagai Muslim, hal ini (menyembah Allah) menjadi suatu hal paling pokok. Dan pada Rukun Islam yang pertama, Syahadat, bisa menjadi suatu pembuktian awal/ pengikatan bagi kita sebagai Muslim yang hanya menyembah Allah. Jadi, cobalah kalian untuk membaca Syahadat, tetapi bukan hanya sekadar membaca, kalau itu mah anak kecil juga bisa. Tetapi bacalah Syahadat dengan rasa Ikhlas yang sungguh-sungguh dari lubuk hati yang paling dalam serta dengan rasa kepercayaan dan memurnikan ketaatan yang tunduk hanya kepada-Nya. Yang tentu saja di sini akan mengingat kita sebagai seorang Muslim. Jika kalian sudah benar-benar dapat melakukannya. Maka, silahkan lanjut ke berikutnya. Tetapi jika belum, maaf berhenti dulu di sini dan cobalah untuk melakukannya terlebih dahulu.

2. Tahap selanjutnya baca surah Al-Bayyinah (98) ayat 5. Kini ditambah dengan mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Tentu saja, jika kita sudah mengikat diri hanya kepada-Nya seperti pada poin satu, otomatis hal ini menjadi kewajiban kita sebagai Muslim. Seperti juga pada Rukun Islam, bukan? Nah… tetapi di sini bukan hanya Sholat dan Zakat yang menjadi kewajiban kita, coba juga baca surah Al-Baqarah (2) ayat 177. Di ayat ini kita juga disuruh untuk beriman dan menjalankan berbagai perintah-Nya yang lain di samping mendirikan Sholat dan menunaikan Zakat. So, sudahkah bisa menjalankan perintahnya?  Sudahkah melakukannya? Kalau sudah lanjut saja.

3. Sudah dapat menjalankan perintah-Nya? Maka jauhilah juga larangannya. Contoh larangan-Nya ada pada surah Al-Baqarah (2) ayat 187 yang juga memuat perintah tentang perbuatan-perbuatan selama puasa. Tetapi yang ingin saya tekankan di sini adalah salah satu kalimat yang terkandung di dalamnya ini, “Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.” Nah… di suruh mendekatinya saja tidak boleh, kan? Jadi….?

4. Jujur. Ya, ini juga menjadi poin penting, bahkan Rasulullah pun pernah menekankan pada ummatnya untuk bersikap jujur. Pernah dengar ceritanya kan? Ketika ada seorang pendosa besar yang ingin bertobat, dan mengatakan itu pada Rasulullah, tetapi ia mengatakan bahwa ia tidak bisa meninggalkan mabuk2an, zina, dan semacamnya. Dan apa jawaban Rasulullah? Ya, beliau hanya menyuruh jujur. Nah… orang inipun ketika hendak berbuat dosa, segera ingat akan perintah Rasul. Maka, ketika dia hendak berbuat dosa, ia takut nanti jika ditanya tentang tindakan dosanya ia harus berbohong. Oleh karena itu, orang ini tidak jadi berbuat dosa, karena takut ia akan berbohong/ tidak bisa jujur. Yah, kurang lebih seperti itu ceritanya. Yang pasti intinya, jujur harus ditegakkan. Seperti pada hadits, “Katakanlah yang hak, sekalipun pahit rasanya.” Jika ini mudah, berarti anda hampir menjadi Muslim yang benar.

5. Jika poin-poin di atas sudah dapat atau setidaknya sudah diusahakan, maka kali ini saatnya untuk menyempurnakan apa yang disebut dengan Muslim Sejati. Kali ini tidak hanya mengusahakan sesuatu yang terkait pada diri sendiri, tetapi juga ingat bahwa Islam itu  adalah agama kasih sayang. Pada Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan,
لا يُؤْمِنُ أحَدَكُمْ حَتَّى يُحِبُّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِِِ
Tidak sempurna  iman seorang di antara kamu, sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.Ya, untuk menjadi seorang Muslim Sejati, kita juga dituntut untuk menyayangi sesama (Muslim). Mencintai, bukan berarti perasaan cinta menyesatkan yang umum beredar di kalangan pemuda-pemudi zaman sekarang ini. Tetapi di sini, kita lebih ditekankan untuk mampu saling mengingatkan dalam kebaikan dan tidak menimbulkan permusuhan satu sama lain, serta memiliki rasa tenggang rasa/ kepedulian yang tinggi pada sesama. Saling mengingatkan dalam kebaikan juga berarti kita mampu menimbulkan rasa ketaqwaan satu sama lain, ya dengan menyebar/ mengagungkan syiar-syiar Allah, seperti perintah pada surah Al-Hajj (22) ayat 32. Jika hal ini bagi kalian mudah, berarti kalian sudah hampir menjadi Muslim Sejati. Coba instropeksi diri dulu.
Sebenarnya, poin kelima ini hendak ku letakkan pada poin terakhir, karena yang ini bukan hanya menyangkut diri sendiri, tetapi juga sesama Muslim. Tetapi ada dua poin lagi yang menjadi fenomena tragis di zaman sekarang ini. Jadi, setelah ku pikir-pikir, dua poin selanjutnya ini mungkin akan menjadi hal tersulit bagi kalangan pemuda-pemudi zaman sekarang yang pikirannya telah termakan oleh zaman. Untuk itu, bagi kalian yang pikirannya tidak termakan zaman, bersyukurlah, dan aku juga bersyukur karena punya teman juga. ^_^

6. Yang keenam, ini adalah hal yang sangat penting, karena fenomena di zaman sekarang ini telah menyimpang dari ini. Apakah ini itu? Coba simak, renungkan, dan pahami baik-baik kata tiap kata pada surah An-Nur (24) ayat 30 hingga 31. Ingat bacalah baik-baik! Jujur saja, jika membaca kedua ayat yang ini saya merasa tragis sekali melihat kenyataan di dunia zaman sekarang ini. Bukan bermaksud sok suci, tetapi selama ini saya juga sudah berusaha untuk menahan pandangan ini, walau banyak teman-temanku yang cewek terkadang menganggapku sombong (karena selalu berjalan melihat ke bawah dan tidak mau memandang sekitar). Ya karena saya juga beberapa kali mendapatkan ungkapan seperti itu lewat SMS. Haduh….. padahal ingin menerapkan yang ada pada ayat ini, tetapi kok sulit sekali. Mana juga kelakuan cewek zaman sekarang, pada pamer aurat. Haduh….. saya kan juga manusia. Eh? Malah curhat. Kembali lagi ke poin utama. Penasaran apa yang nomor enam ini? Baca saja deh. Supaya kalian mau membaca dan mendalami ayat Al-Qur’an ini (hitung2 untuk amal Ramadhan), tidak usah saya bahas. Sudah jelas kok di ayat itu. Jadi? Bagaimana setelah membacanya? Sudah berusahakah? Atau masih jauh? Kalau masih jauh. Lupakan poin yang terakhir. Dapat dipastikan masih belum dapat menjadi Muslim Sejati.

7. Baiklah, dan inilah poin yang terakhir. Tetapi ingat, dengan catatan poin-poin sebelumnya sudah dapat kalian laksanakan dengan baik. Jika masih belum bisa. Cobalah berhenti di sini dulu dan perbaiki saja yang sebelum-sebelumnya lebih dahulu. Jika sudah, silahkan klik spoiler di bawah ini untuk melihat lebih lanjut.
Poin Terakhir
Ini yang terakhir, yang menjadi fenomena zaman sekarang ini. PACARAN. Dalam syariat Islam jelas tidak ada kata PACARAN. Bahkan secara jelas di Surah Al-Israa (17) ayat 32 disebutkan bahwa kita dilarang mendekati zina. Mendekati saja dilarang. Apalagi sampai zina, dan tidak dapat dipungkiri lagi, maraknya kasus perzinaan dan pelecahan seksual bermula dari pacaran ini. Lebih parahnya, padahal para Muslimah (khususnya, karena yang menjadi korban) tahu bahwa pacaran itu berdosa dan menjerumuskan, serta sebagainya. Tetapi, mereka tetap saja melakukannya. Apalagi dihadapan cowok hidung belang, mereka hanya bagai menjadi korban permainan. Lah… anehnya, walau sudah pada tahu, tetap saja melakukannya. Selalu saja ada alasannya, seperti :
- Pacaran buat penyemangat hidup dan belajar? <<== gedabrus tok. Buktinya berapa banyak para Muslim yang jadi malas belajar dan bahkan putus harapan. - Pacaran untuk hiburan dan penyejuk hati semata? <<== gedabrus juga. Buktinya, coba saja lihat status-status di fb ini yang mengatakan ini-itulah. Sakit hati, galau, menyesal dan sebagainya. Bahkan sampai ada ungkapan, “Jangan pacaran, jika takut sakit hati.” Haduh… apalagi itu…? seharusnya yang benar, “Jangan pacaran, jika anda Muslim.” - Tidak apa-apa kan asal tidak berlebihan? <<== gedabrus dua kali nich. Tidak berlebihan gimana? Pegang-pegangan gitu? Diraba-raba gitu? Atau yang lebih parah, hingga dicium? HELLO!!! Itu sudah ZINA tahu. Bahkan bagiku, waktu yang sudah dibegituin sudah enggak perawan lagi tahu. Yah… inilah fenomena buruk zaman sekarang ini. Padahal sudah tahu dosa, tapi tetap aja jalan. Bahkan di tempat-tempat yang “notabene”nya berisi para Muslim (seperti Madrasah) saja sudah banyak pada pacaran. Sudah putuskan aja… Kelamaan... Kenapa? Alasan lagi? - Terlanjur sayang? <= emang sayang mana Allah pada hamba-Nya, yang telah memberikan kalian segalanya pada kehidupan kalian. - Susah nyari cowok/ cewek seperti si dia? <= susah? lebih susah mana nyari jalan ke surga? Kalau mau gampang mah ke neraka aja. - Enggak tega sama si dia? <= emang kalian tega menjerumuskannya ke neraka? - Takut dia enggak terima dan ngomong yang aneh-aneh? <= emang tuh cowok/ cewek sudah benar? kalau sudah pasti dia bisa mengerti alasan kalian, jika dia sampai marah2 gimana gitu, sudah dapat dipastikan dia bukanlah orang yang benar, lebih baik tinggalkan aja deh, daripada terlambat, menyesal nanti. Satu hal lagi. INGAT! Jodoh ada di Tangan Allah! Tidak perlu takut kehabisan stok atau bagaimana. Pasti kalian akan menemukan jodohnya kok. Orang yang pacaran berarti tidak percaya ya dengan yang namanya jodoh? Kalau begitu, berarti tidak percaya dengan Allah dong? Coba deh kembali ke poin nomor satu. Kalau sudah tidak percaya, bagaimana bisa disebut dengan benar-benar memurnikan ketaatan kepada-Nya? Jadi, bagaimana bisa disebut Muslim Sejati? So, putusin deh sekarang, kalau kalian masih mengaku Muslim, selagi masih bulan suci Ramadhan, saatnya membersihkan diri. Kalian kan bisa bilang, “Maaf, aku hanya ingin kita bisa bahagia di surga nanti. Sebaiknya kita bersahabat saja.” Pasti langsung mengertilah (kecuali kalau tuh orang gak benar). Ya, sebaiknya kalian bersahabat saja. Kenapa? Karena ada alasan bagus untuk ini. - Pacaran itu mendekati zina, dan hal itu dilarang oleh Islam. Sedangkan bersahabat dapat berarti menjalin ukhuwah Islamiyah diantara kita, dan hal itu dianjurkan. - Dari sisi manapun, sahabat itu lebih baik daripada pacar. Coba kalian bayangkan, saat dalam kesusahan, siapa yang akan peduli? Bahkan yang akan menghibur siapa? Tentu saja, sahabat yang lebih mengerti, bukan pacar. Ketika memiliki masalah, kesusahan, bahkan ketika disakiti oleh pacar, sahabat akan selalu ada untuk ikut merasakan kesusahan itu. Sedangkan pacar? Ketika bahagia dan senang bersama pacar, pacarlah yang akan merasakannya, tetapi ketika mengalami kesusahan/ disakiti pacar, pacar tidak akan ikut merasakannya, bahkan sahabat yang akan ikut mengalami kesusahan itu. So, kesimpulannya, bagaimanapun bersahabat itu lebih baik, karena bisa saling mengerti. Jadi, tidak alasan lain bukan untuk mengatakan bahwa berpacaran itu sebagai media saling berpengertian untuk menuju tahap yang lebih serius, karena jika memang untuk saling berpengertian, bersahabat saja lebih baik. Satu tambahan lagi, khusus bagi kalian yang mengakunya MUSLIMAH. Coba deh pelajari surah An-Nisa lebih mendalam. Atau jika bingung, bisa memulai mendalami ayat 34 lebih dulu. Di situ kalian para Muslimah akan mengerti, seharusnya betapa berharga dan sucinya kalian. Jangan jadikan tubuh kalian terjamah begitu saja oleh para cowok hidung belang. Kalau ibarat barang dagangan, sudah menjadi barang second, yang sudah tidak lagi tersusun rapi di dalam tempatnya. Yang pasti harganya sudah menjadi jauh lebih murah.

Jadi? Bagaimana? Sudahkah kalian selama ini berusaha untuk menjadi Muslim Sejati? Jika sudah, Alhamdulillah deh… Tetapi jika belum, yuk perbaiki diri yuk… Selagi masih dalam bulan suci Ramadhan ini, kapan lagi kita bisa sempat? Ingat seseorang tidak akan pernah tahu kapan ajalnya tiba, mungkin saja besok atau bahkan hari ini juga. Sebelum semua itu terlambat, yuk perbaiki.



NB :
- Sebenarnya aku juga yakin, sekalipun artikel ini ku postingkan, tidak akan banyak membawa perubahan pada orang2 yang di dalam hatinya terdapat penyakit (seperti yang sering disebutin dalam A-Qur'an), paling yang sadar hanya orang2 yang sejak awal sudah memegang teguh Syariat Islam di hatinya. Sedangkan yang cuma membawa predikat Islam? Paling ya sama saja. Enggak ngefek gitu. Memang setan zaman sekarang hebat2 kok. Apalagi kalau yang sudah kena virus poin 7 itu. Bahkan aku sendiri tidak yakin orang seperti itu akan ada yang membaca. Tetapi, namanya juga usaha, terlebih di bulan Ramadhan ini. Jadi, semoga saja ada yang nyasar ke sini.
- Di sini saya bukanlah sok suci dan sok sudah Muslim sendiri. Saya hanyalah manusia biasa yang penuh salah dan khilaf. Hanya sekadar ingin saling mengingatkan agar tidak terjerumus ke limbah nista, terlebih ini di bulan suci Ramadhan ini.
- Untuk terakhir, saya minta maaf atas segala salah2 kata ataupun salah2 ketik. Mohon dimaafkan atas segala dosa dan khilaf. Dan maaf juga jika tulisan ini banyak kesalahan atau tidak sependapat dengan kalian, atau bahkan menyinggung. Mohon maaf. MAAF.

Satu hal lagi, eh, kalau yang ini benaran yang terakhir. Baiklah, seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, bahwa renungan ini berdasarkan sudut pandang saya pribadi dalam memahami isi kandungan Al-Qur’an. Dan saya masihlah seorang pelajar yang masih belum mengerti banyak hal. Mungkin juga banyak akan salah penafsiran atau juga banyak kesalahan… entah apa itu, yang pasti saya ini bukanlah orang yang memiliki ilmu yang tinggi dan mendalam. Bukan, bukan seperti itu. Saya ini bukanlah apa-apa, bukanlah orang hebat. Saya hanya anak muda zaman yang pemikirannya mungkin belum terlalu matang. Dan mungkin beberapa sudut pandang saya di atas masih terpengaruhi oleh zaman. Untuk itu, di kesempatan kali ini saya juga turut mengundang beberapa orang yang pemikirannya lebih matang, lebih senior dan lebih hebat jauh di atas saya, yaitu mas Ady, kang Insan Robbani, dan kang M. Ridwan Purnomo untuk mengerjakan PR dari saya mengenai “Hakikat Muslim Sejati berdasarkan sudut pandang anda masing-masing di blog masing-masing sebagai renungan di bulan suci Ramadhan ini. PR ini bersifat bebas, anda sekalian bisa mencurahkan renungannya dalam bentuk seperti dakwah, obrolan sehari-hari, santai, atau juga berupa cerpen, puisi, pantun atau apapun itu juga, bahkan tidak mengerjakan juga tidak apa-apa kok. Yang pasti bebas.

Tetapi jika anda mengerjakan, saya tidak bisa berkata apa ataupun memberikan apapun, selain ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya pada anda sekalian. Karena PR ini sebenarnya juga untuk diri saya sendiri, untuk memberi renungan kepada diri saya mengenai apakah saya juga sudah pantas disebut sebagai Muslim Sejati. Karena enggak adil banget kan kalau mengukurnya berdasarkan sudut pandang pribadi yang masih junior ini. Untuk itu, undangan PR ini resmi saya sebarkan… ^_^

{ 1 Comments... read them below or add one }

  1. artikel dan tantangan yang sungguh menarik, insyaallah saya akan coba buat. makasih atas artikel yang penuh makna ini ....

    BalasHapus

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -