Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Selasa, Agustus 05, 2014

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Bismillah… Sudah beberapa hari ini kita telah meninggalkan bulan Ramadhan dan telah melalui hari-hari di bulan Syawal ini. Walau berkah bulan Ramadhan telah kita lalui (yang semoga saja amal puasa kita diterima), tetapi jangan begitu saja keberkahan bulan Ramadhan itu kita sia-siakan, jangan sampai bulan Ramadhan berlalu semua amal ibadah kita selama di bulan Ramadhan juga berlalu, melainkan amalan-amalan Ramadhan yang telah kita perbaiki dan tingkatkan selama di bulan Ramadhan tetap kita jaga dan tingkatkan lebih lagi. Dan semoga saja kita bisa tetap istiqomah. Amin.

Selagi kita masih berada di bulan Syawal dan agar amal Ramadhan kita juga bisa mendapatkan keberkahan yang lebih maksimal, para pembaca semua pasti tahu mengenai amalan di bulan Syawal yang amalan tersebut bagaikan melakukan amalan tersebut selama setahun penuh. Iya, itu adalah puasa Syawal. Dan di artikel kali ini saya akan membahas mengenai amalan bulan Syawal tersebut yang saya rangkum dari sebuah buku Panduan Ramadhan terbitan Pustaka Muslim bab Puasa Syawal. Dari bab Puasa Syawal tersebut, ada lima faedah yang dapat saya rangkum. Dan berikut ini adalah faedah-faedah dari Puasa Syawal tersebut.


FAEDAH PERTAMA

Seperti yang disebutkan di awal, puasa syawal akan menggenapkan ganjaran berpuasa setahun penuh. Sebagaimana riwayat dari Abu Ayyubi Al Anshori, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)

Mengenai hadits ini, para ulama mengatakan bahwa berpuasa seperti setahun penuh asalnya karena setiap kebaikan semisal dengan sepuluh kebaikan. Bulan Ramadhan (puasa sebulan penuh) sama dengan berpuasa selama sepuluh bulan (30x10 = 300hari = 10bulan) dan puasa enam hari di bulan Syawal sama dengan berpuasa selama dua bulan (6x10 = 60hari = 2bulan). (selengkapnya lihat Syarh Shahih Muslim, 8:51). Jadi seolah-olah jika seseorang melaksankana puasa Syawal dan sebelumnya berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, maka dia seperti melaksanakan puasa setahun penuh. Hal ini dikuatkan oleh sada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِها
Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul Fithri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal (QS. Al An’am ayat 160)]” (HR. Ibnu Majah no. 1715, dari Tsauban)

Bismillah, namun pada puasa Ramadhan kali ini, sebagian besar umat Muslim di Indonesia melaksanakan Ramadhan selama 29 hari (sesuai keputusan pemerintah). Tetapi ini bukan berarti bila puasa kita tidak bisa terhitung setahun penuh. Ingatlah, penjelasan tersebut hanya merupakan pemikiran dari ulama, tetapi perlu ditekankan kembali, sejatinya pahala itu urusannya ada pada ALLAH. DIA lah yang tahu masalah ini. Dan bukan berarti juga saya menyalahkan pemikiran ulama-ulama tersebut. Lah wong di sini saya cuma orang awam, dan mereka lebih tahu dan lebih paham lah. Wallahu a’lam.

Sedangkan untuk waktu dalam melaksanakan puasa Syawal ini, lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fithri secara berurutan, namun tidak ada larangan bila diakhirkan atau tidak berurutan selama masih di bulan Syawal. Usahakan pula untuk menunaikan qadha’ puasa terlebih dahulu agar mendapatkan ganjaran puasa setahun penuh. Perlu diingat bahwa puasa Syawal adalah puasa sunnah sedangkan qadha’ Ramadhan adalah wajib. Jadi, sudah semestinya bila ibadah wajib didahulukan daripada sunnah.


FAEDAH KEDUA
Puasa Syawal seperti halnya shalat sunnah rwatib yang dapat menutup kekurangan dan menyempurnakan ibadah wajib.


FAEDAH KETIGA

Puasa syawal merupakan tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Seperti halnya jika ALLAH menerima amalan seorang hamba, maka Dia akan menunjuki pada amalan shalih selanjutnya (menyuruh hamba tersebut untuk melakukan amal shalih berikutnya). Sebagaimana perkataan dari sebagian ulama salaf,
مِنْ ثَوَابِ الْحَسَنَةِ الْحَسَنَةُ بَعْدَهَا, وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا
“Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan diantara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.” (Lihat tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim, 7: 583)

Hal ini berarti, jika ALLAH menerima amalan puasa Ramadhan, maka ALLAH akan menunjuki/ menyuruh untuk melakukan amalan shalih lainnya, diantaranya puasa enam hari di bulan Syawal.


FAEDAH KEEMPAT
Melaksanakan puasa syawal adalah sebagai bentuk syukur kepada nikmat ALLAH. Nikmat apakah yang disyukuri? Yaitu nikmat ampunan dosa yang begitu banyak di bulan Ramadhan. Bukankah telah kita ketahui bahwa melalui amalan puasa dan shalat malam selama sebulan ppenuh adalah sebab datangnya ampunan ALLAH, begitu pula dengan amalan menghidupkan malam lailatul qadr di akhir-akhir bulan Ramadhan?!


FAEDAH KELIMA

Melaksanakan puasa syawal menandakan bahwa ibadahnya kontinu dan bukan ibadah musiman saja. Amalan yang seseorang lakukan di bulan Ramadhan tidaklah berhenti setelah Ramadhan berakhir. Amalan tersebut seharusnya berlangsung terus selama seorang hamba masih menarik nafas kehidupan.

Sebagian manusia yang begitu bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan karena merasa berat ketika berpuasa dan bosan menjalaninya, maka dia terlihat tidak akan bersegera melakksanakan puasa lagi setelah Ramadhan karena kepenatan yang ia alami. Jadi, apabila seseorang segera melaksanakan puasa setelah hari ‘Ied, maka itu merupakan tanda bahwa ia begitu semangat untuk melaksanakan puasa, tidak merasa berat, dan tidak ada rasa benci.

Asy Syibliy pernah ditanya, “Bulan manakah yang lebih utama, Rajab ataukah Sya’ban?” Beliau menjawab, “Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi Sya’baniyyin.” Maksudnya adalah jadilah hamba Rabbaniy, yang rajin ibadah di setiap bulan sepanjang tahun dan bukan hanya di bulan Sya’ban/ tertentu saja.

‘Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin ‘Aisyah mengenai amalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, “Apakah beliau mengkhususkan waktu tertentu untuk beramal?” ‘Aisyah menjawab,

لاَ كَانَ عَمَلُهُ دِيْمَةً
“Beliau tidak mengkhususkan waktu tertentu untul beramal. Amalan beliau adalah amalan yang kontinu.” (HR. Bukhori no. 1987 dan Muslim no. 783)


Demikian untuk artikel kali ini. Di sini saya hanya mencoba untuk saling berbagi dan mengingatkan. Selagi masih ada waktu dan masih bulan Syawal, marilah kita kejar berkah dan nikmat dari ALLAH tersebut, #yukPuasaSyawal. Serta akhir kata, saya mohon maaf bila banyak kesalahan dalam artikel ini, maklum saya hanyalah seorang manusia biasa yang penuh salah dan khilaf. Tetapi bila ada benarnya pada artikel ini dan memberikan pencerahan bagi pembaca, itu tidak lain semata-mata datangnya dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala.

Sumber :
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2014. Panduan Ramadhan, Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah. Yogyakarta: Pustaka Muslim.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -