Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Jumat, Februari 13, 2015

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Apabila membicarakan tentang Jawa Tengah, kira-kira apa yang anda pikirkan? Apakah Candi Borobudur yang berada sekitar 40 kilometer di sebelah barat laut Yokyakarta? Ataukah Lawang Sewu dan Kota Lama yang ada di kota Semarang? mungkin Museum Kereta Api Ambarawa yang berada sekitar 20 kilometer dari Semarang? Tetapi tahukah anda, bahwa di Jawa Tengah ada begitu banyak keindahan wisata alam yang seharusnya tidak boleh anda lewatkan. Ada beberapa keindahan wisata alamnya yang memiliki keunikan tersendiri, dan bahkan mungkin bisa dibilang memiliki sebuah keajaiban. Apa saja itu? Setidaknya, ada tujuh wisata alam nan indah dan mempesona, serta memiliki keajaiban yang patut anda lihat dan kunjungi. Berikut ini adalah tujuh wisata alam yang merupakan keajaiban alam yang dimiliki oleh Jawa Tengah.

DESA WISATA TLOGOWERU
sumber gambar
Desa Wisata Tlogoweru berlokasi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Desa Wisata satu ini terkenal karena keajaiban burung hantunya. Burung hantu di desa ini, dahulu kala dikembangkan untuk mengurangi dan memberantas hama berupa tikus yang menyerang persawahan. Dan secara ajaib, bukan hanya berhasil mengendalikan hama tikus, melainkan pula burung hantu ini mengubah kawasan desa Tlogoweru menjadi sebuah kawasan wisata yang penuh inovasi dan unik, hingga desa ini akhirnya dikenal dengan nama Kampung Burung Hantu. Selain dapat melihat ratusan burung hantu terbang bebas, anda juga dapat melihat bagaimana cara merawat burung hantu. Desa Wisata Tlogoweru juga mempunyai peraturan yang unik yaitu dilarang menembak burung, bila melanggar anda akan didenda sebesar 2,5 juta Rupiah.

TELAGA WARNA DIENG
sumber gambar

Lokasinya secara administratif termasuk ke dalam Wilayah Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Telaga yang berada pada ketinggian sekitar 2000 meter di atas permukaan laut ini, mungkin akan membuat para pengunjung harus berusaha lebih untuk dapat mencapainya. Namun jangan salah, usaha yang dilakukan itu akan sebanding dengan keindahan panorama yang akan menyambut dengan unik dan ajaib. Pemandangan danau yang tenang dengan dikelilingi pepohonan rindang dipadu pantulan cahaya matahari yang membiaskan warna danau bak pelangi menjadi keunikan telaga ini. Ditambah dengan keajaiban pada warna airnya akan membesitkan kenangan dan kesan tersendiri kepada para pengunjung yang datang melihatnya. Fenomena alam berupa warna air yang secara ajaib dapat berganti-ganti inilah yang menjadikan danau ini diberi nama Telaga Warna. Secara mitos yang berkembang di masyarakat Dieng, keberagaman warna yang muncul di permukaan Telaga Warna, konon diakibatkan oleh cincin milik seorang bangsawan yang jatuh ke dasar telaga tersebut pada zaman dahulu kala. Namun sebenarnya, secara ilmiah, warna-warni di permukaan telaga tersebut adalah akibat dari pembiasan cahaya Matahari yang mengenai endapan belerang/ sulfur di dasar Telaga Warna. Warna yang biasanya muncul di permukaan telaga warna ini adalah warna hijau, putih kekuningan, biru laut, atau bahkan berwarna warni seperti pelangi.

TELAGA RANJENG
sumber gambar
Telaga ini terdapat di kaki gunung Slamet yang dibangun pada tahun 1924, termasuk dalam kawasan cagar alam yang dikelola Perhutani Pekalongan timur. Lebih tepatnya, sekitar 2 kilometer sebelum memasuki perkebunan teh Kaligua di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Brebes. Menurut cerita, Telaga Ranjeng dulunya merupakan sebuah tempat pemandian bagi tokoh kerajaan yang ada di Jawa Tengah.

Telaga Ranjeng sudah lama terkenal dengan jutaan ikan lele jinaknya. Lele ini menurut penuturan banyak orang akan bergerombol bila pengunjung melempar nasi atau roti ke dalam danau. Lele-lele tersebut konon sangat akrab dengan wisatawan dan sabar menunggu setiap makanan yang dilempar ke danau. Banyak cerita beredar mengenai jutaan ikan lele di Wisata Cagar Alam Telaga Ranjeng ini. Cerita yang beredar mengatakan jika seseorang mengambil ikan lele tersebut, maka ia akan sakit-sakitan sampai ia mengembalikan ikan tersebut kembali pada tempatnya. Namun ajaibnya, pada tahun 2010 yang lalu, jutaan ikan lele ini menghilang entah kemana. Jika itu adalah ulah manusia, itu sangat tidak mungkin, karena tidak mungkin manusia mampu mengambil jutaan ikan lele dalam waktu singkat. Dan jika mati, tidak ditemukan bangkai ikan lele sama sekali di sekitar danau, sehingga banyak versi cerita yang berkembang di masyarakat mengenai hilangnya ikan lele tersebut.

Hingga saat ini tidak ada satu pun pihak yang dapat memastikan kemana perginya jutaan lele tersebut. Berbagai pendapat memang sempat muncul mengenai hilangnya jutaan lele tersebut, namun semua itu hingga kini belum ada kejelasan. Alhasil, raibnya jutaan lele ini membuat Telaga Ranjeng bertambah kramat dan disegani.

PANCURAN PITU
sumber gambar

Pancuran Pitu (Pancuran Tujuh) merupakan objek wisata air panas yang bersumber dari tujuh mata air. Lokasinya terletak kurang lebih 2,5 km dari gerbang objek wisata Baturaden. Pancuran Pitu berupa aliran air panas yang memancar dari celah-celah bebatuan dengan ketinggian ± 1 meter. Air yang mengalir nampak mengeluarkan uap panas dan bebatuan yang dilewatinya berubah menjadi berwarna merah kecoklatan. Menelusuri kearah mana air panas tersebut mengalir, para pengunjung akan menemukan pemandangan yang belum pernah dilihat ditempat manapun sebelumnya. Sebuah tebing berwarna coklat muda diselingi warna hijau tampak mengepulkan asap. Seluruh bagian tebing tersebut dialiri air panas yang mengalir secara perlahan kebagian bawah tebing, sehingga tampak seperti batu beruap. Kombinasi warna yang menarik dan sangat indah sekali untuk dinikmati, suatu hal yang membuktikan bahwa warna natural memang selalu serasi dan enak dilihat mata. Air panas belerang ini, secara ilmiah mampu mengobati berbagai macam penyakit kulit mulai dari gatal-gatal hingga panu.

Selain itu, ketika menelusuri jalan setapak, pengunjung akan menemukan dan dapat menikmati kesegaran air hangat dan dingin di Goa Selirang, yaitu goa dengan bebatuan warna keemasan yang terbentuk secara alami. Goa ini merupakan rangkaian wisata dari Pancuran Pitu. Seringkali banyak pengujung menikmati air hangat dan bemandian di depan goa ini.

GOA PETRUK
sumber gambar
Goa Petruk berada di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Tepatnya, terletak di dukuh Mandayana, Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Dinamakan Goa Petruk karena di dalam goa tersebut terdapat stalaktit yang bentuknya mirip dengan hidung salah satu tokoh pewayangan yang tersohor, Petruk.

Goa Petruk ini sebetulnya terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama atau di lantai dasar ini memiliki panjang yang hanya 100 meter dan terdapat kelelawar dengan bau kurang sedap yang beterbangan ke sana kemari. Apabila kita ingin menyusuri sepanjang jalan goa ini, kita harus menggunakan jasa pemandu agar tidak tersesat di dalamnya. Di dalam goa Dasar ini terdapat susunan stalaktit dan stalaknit yang sangat indah dan menakjubkan.

Sedangkan untuk Goa kedua dalam lokasi tersebut, diberi nama Goa Semar. Tak begitu banyak yang dapat disaksikan di sini. Selain memang hanya berisikan sesaji, sehingga tak banyak pengunjung yang menyempatkan diri untuk menelusuri bagian gua ini. Goa ini juga tak memiliki ujung lorong alias buntu.

Yang terakhir atau yang terletak di bagian paling atas adalah yang wajib dikunjungi. Karena di tempat inilah, sebetulnya terdapat batu yang dipahat secara alami hingga berbentuk seperti hidung Petruk. Namun sayang, karena ulah Belanda yang waktu itu melakukan penambangan fosfat, hidung Petruk yang merupakan Logo dari Goa tersebut putus dan kini sudah tak kelihatan lagi. Namun, tidak perlu kecewa, karena di bagian ini pula terdapat stalaktit dan stalaknit yang tak kalah indahnya dengan goa Dasar. Dan ada satu hal lagi yang menjadi keunggulan dari goa Petruk, setelah anda sampai ke ujung goa ini, anda akan menemukan pantai ataupun air terjun yang dijamin memanjakan mata. bahkan beberapa pakar di Indonesia sempat menyebutkan Gua Petruk ini sebagai salah satu Gua terindah di Indonesia.

RAWA PENING
sumber gambar

Rawa Pening adalah danau sekaligus tempat wisata air dengan luas 2.670 hektare yang menempati empat wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang, yaitu Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening ini berada di cekungan terendah antara lereng Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu, dan Gunung Ungaran. Menurut cerita, rawa ini terbentuk akibat sebuah peristiwa melegenda yang dipercaya warga setempat. Mungkin kalian sudah tahu mengenai Legenda Rawa Pening (atau cari tahu sendiri di internet), tetapi tetap saja kebenaran akan cerita tersebut tidak dapat diterima secara ilmiah.

Danau ini, kini secara ajaib telah mengalami pendangkalan yang pesat sekali. Di tengah-tengahnya banyak sekali tumbuh enceng gondok yang hampir menutupi seluruh permukaannya. Gulma juga sudah menutupi Sungai Tuntang, terutama di bagian hulu. Usaha mengatasi spesies invasif ini dilakukan dengan melakukan pembersihan serta pelatihan pemanfaatan eceng gondok dalam kerajinan, namun tekanan populasi tumbuhan ini sangat tinggi. Meskipun begitu, rawa ini tetap menjadi objek wisata yang mengagumkan, memiliki pemandangan yang begitu eksotis dan menawan, sehingga menjadikan Rawa Pening sebagai salah satu tempat indah untuk berfoto pre-wedding. Di Rawa Pening ini juga memiliki berbagai daya tarik, di antaranya Wisata Tirta dengan perahu tradisional, penghasil enceng gondok sebagai bahan kerajinan, area pemancingan alam, sumber mata pencaharian nelayan dan petani ikan, serta obyek fotografi yang sangat mempesona. Selain itu, kawasan ini juga kental sekali dengan aura mistis dan misteriusnya.

BELIK BIDADARI
sumber gambar
Anda pasti pernah mendengar cerita rakyat Jaka Tarub, yang mengisahkan bagaimana Jaka Tarub melihat tujuh bidadari yang sedang mandi di sebuah kolam. Tetapi tahukah anda, dari mana kisah itu berasal dan di mana kolam yang dimaksudkan dalam kisah tersebut? Jika anda belum mengetahuinya, ada baiknya bila anda meluncur ke Kabupaten Jepara untuk melihat keelokan objek wisata yang konon air di dalam kolamnya adalah air yang pernah dipakai oleh tujuh bidadari dan Jaka Tarub. Tempat itu dikenal dengan nama Belik Bidadari yang berada di Desa Daren, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Air yang ada pada kolam ini dipercaya oleh warga setempat memiliki keajaiban untuk menyembuhkan orang yang memiliki penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara medis, hanya dengan membasuh atau mandi dengan air tersebut.
 
 

Sumber Artikel
http://anekatempatwisata.com/10-tempat-wisata-di-jawa-tengah-yang-harus-dikunjungi/
http://7anwisata.com/menelusuri-belik-bidadari-dan-jaka-tarub.html/
http://www.paketwisatadieng.com/2013/04/Telaga-Warna-Dieng.html
http://www.indonesia.travel/id/destination/804/telaga-warna-dieng
http://beritane.com/2014/07/24/keindahan-dan-misteri-telaga-ranjeng/
http://www.bumiayu.net/2013/04/lele-penghuni-telaga-ranjeng-dipercaya-berganti-wujud-menjadi-tikus-sawah.html
http://pakairansel.com/wisata-rawa-pening/
http://seputarsemarang.com/rawa-pening-4954/
https://coretanpetualang.wordpress.com/petualangan-alam/pegunungan/pancuran-pitu-baturaden-eksotisme-alam-dan-nuansa-air-panas/
https://www.1001malam.com/surrounding/54/baturaden/pancuran-pitu-7.html
http://www.sayangi.com/gayahidup1/travel/read/8047/menelusuri-indahnya-air-terjun-dalam-goa-petruk
http://www.kebumenkab.go.id/index.php/public/potenda/detail/2

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -