- Back to Home »
- Anime , Corat Coret Curhat , Sudut Pandang-Ku »
- MENJADI TAK TERKENAL
Posted by : JIM
Rabu, Februari 24, 2016
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Belakangan ini, setidaknya beberapa bulan yang lalu dan terakhir dengar bulan lalu, saya sering mendengarkan kisah tentang Uwais Al-Qarni. Siapa dia? Dia adalah sesosok manusia yang tidak terkenal di kalangan manusia. Jadi wajar bila kalian tidak mengenalnya. Tetapi, jika kalian sering mendatangi kajian atau mendengarkan kisah-kisah penuh hikmah, mungkin kalian tidak asing dengan nama tersebut. Secara singkat, Uwais adalah sesosok manusia fakir yang tidak dikenal oleh kebanyakan orang, tetapi Rasulullah pernah mengabarkan kepada para sahabatnya bahwa dia (Uwais) disebut sebagai ‘Penghuni Langit’, sangat terkenal di kalangan malaikat di langit dan doanya mustajab (tidak akan tertolak). Oleh karenanya Rasulullah berpesan bahwa bila para sahabat bertemu dengan sosok Uwais, maka mintalah doa kepadanya. Nah, kok bisa ya, para sahabat yang agung tersebut itu justru malah diminta kepada sesosok yang tidak dikenal? Memang siapa Uwais sebenarnya dan kenapa dia bisa menjadi begitu mulianya?
Oke, setelah basa-basi, mari masuk ke topik. Inti yang ingin saya ceritakan di sini mungkin memang tidak jauh dari istilah, “Menjadi Tak Terkenal”. Namun, bukan mau nyeritain tentang kisah Uwais Al-Qarni, melainkan tentang sebuah anime yang saya tonton. Hehe, jauh banget deh. Dan anime yang saya maksud adalah Haikyuu. Mungkin untuk kalian penggemar anime, tidak asing dengan anime satu ini. Anime ini mengisahkan tentang sebuah klub olahraga bola voli dari sekolah Karasuno. Sebenarnya, voli adalah olahraga yang tidak saya sukai, hehe, tetapi entah kenapa saya suka dengan anime ini. Cerita terasa begitu mengalir, hidup, dan real, serta memiliki banyak kandungan hikmah yang dapat diambil.
Oh, ya, saya di sini bukan mau me-review tentang anime Haikyuu yah. Melainkan ingin mencuplik sedikit hikmah yang saya dapatkan setelah menonton Haikyuu Season 2 Episode 17. Sebenarnya, ini sudah episode tiga/ empat pekan yang lalu, tetapi baru kali ini saya sempat untuk mengutarakannya di sini.
Para Pemain Karasuno (termasuk pula cadangan) |
Kageyama berambut hitam dan Hinata oranye | Kageyama dan Hinata melakukan spike maut |
Di antaranya yang paling menonjol, sebut saja dua orang yang dijuluki “Duo Maut”, Kageyama dan Hinata Shoyo. Kageyama yang mungkin bisa disebut sebagai jenius voli, dengan posisinya sebagai setter, memiliki pengamatan, analisis, dan pertimbangan yang bagus, serta dapat berpikir dan mengambil keputusan dengan cepat serta tak terduga, sehingga mampu menciptakan serangan-serangan mematikan, kemudian dipasangkan dengan Hinata yang walaupun memiliki tubuh kecil, tetapi dapat melompat dengan tinggi, ditambah dengan kecepatan dan refleks kilatnya, bermain dengan insting yang sangat tajam, dan mungkin satu-satunya yang dapat mengimbangi umpan cepat dari Kageyama.
Asahi | Tanaka |
Selanjutnya, pemain hebat yang menonjol lainnya, berada di bagian Wing Spiker, terdapat si Ace, Asahi, yang memiliki pukulan spike yang sangat keras, bahkan bisa menembus tiga blocker sekaligus, yah walaupun kemampuan spike sangat bagus, tapi kelemahan terbesarnya adalah kurang percaya diri dan mudah down (walaupun berwajah sangar). Dan spiker lainnya, Tanaka, juga memiliki spike yang keras, tetapi sifatnya berkebalikan dengan Asahi, Tanaka memiliki kepercayaan tinggi, bersemangat (bahkan mungkin hyper), mentalitas yang kuat, dan tidak mudah jatuh.
Tsukishima dan Yu Nishinoya |
Nah, itu tadi sekilas tentang pemain-pemain intinya. Sebenarnya ada satu pemain inti lagi yang belum saya sebutkan. Dan pemain satu inilah yang akan saya ulas terkait dengan animenya di Season 2 Episode 17 ini. Dia adalah sang kaptennya, Daichi. Mungkin bila dibandingkan dengan pemain-pemain lain yang memiliki sebuah kelebihan khusus yang menonjol di lapangan, bisa dibilang Daichi ini tidaklah memiliki kemampuan yang membuatnya tampak menonjol seperti yang lainnya. Terutama bila dibandingkan dengan si kecil bernomor 10 (Hinata Shoyo) yang selalu tampak menonjol dengan gerakan-gerakan gesitnya dan menarik perhatian semua pemain maupun penonton yang ada. Sedangkan Daichi? Memangnya siapa dia? Walaupun seorang kapten, tetapi mungkin kurang ada yang memerhatikan ataupun menyoroti, terutama oleh para penontonnya yang lebih tertarik dengan si nomor 10, kecuali oleh pemain-pemain tertentu sih, yang memiliki analisis tajam dan memerhatikannya secara seksama.
Daichi |
Itu tadi, hanya salah satu kecil contohnya, masih banyak lagi kehebatan kehebatan dari Daichi di dalam timnya, yang membuat timnya kembali tumbuh bangkit menjadi tim kuat. Tetapi, walau begitu, di lapangan, dia tidak begitu tampak mencolok, kecuali oleh pemain-pemain yang memang benar hebat dan memiliki kemampuan analisis kuat. Dan ketika sang kapten tidak ada pun, hal tersebut berdampak sangat besar terhadap permainan para pemain Karasuno, seperti pada Season 2 Episode 17 tersebut, ketika sang kapten mengalami cedera dan tidak sanggup melanjutkan permainan.
Di saat-saat itulah, baru terlihat dengan jelas pengaruh dari ada atau tidaknya sang kapten. Bahkan pelatih dari lawan bertanding Karasuno saat itupun menyadari, irama permainan Karasuno yang mulai dan semakin tidak stabil setelah kehilangan kaptennya. Pelatih dari lawan Karasuno tersebut pun menginstruksikan kepada pemainnya untuk memanfaatkan kondisi tersebut dan membuat Karasuno semakin terdesak. Bahkan, Karasuno hampir-hampir mengalami kekalahan, walaupun pada akhirnya, Hinata dan teman-temannya kembali mendapatkan pijakan mereka.
Nah, sekarang pertanyaannya, memangnya siapa Daichi itu? Apakah ia pemain hebat dan unggulan yang selalu tampil mencolok hebat dan dipuji banyak orang menonton pertandingannya? Jawabannya jelas tidak. Malah, sebaliknya, dia hanyalah pemain yang jarang diperhatikan para penontonnya. Tetapi kenapa setelah kehilangan Daichi, permainan Karasuno yang luar biasa tampak mencolok hebat tiba-tiba berubah drastis? Sebegitu besarkah pengaruh Daichi? Ya, sangat-sangat besar. Walaupun ia adalah sesosok pemain yang tidak dikenal di lapangan, tetapi sebenarnya ia adalah pemain yang paling berpengaruh di lapangan.
Intinya yang mau saya sampaikan di sini, saya ingin menjadi seorang seperti Daichi, yang tak terkenal di lapangan, atau dalam kasus realitanya di zaman sekarang ini, tidak banyak diliput/ mendapatkan sorotan dari media. Namun, walau tak ada media yang mengheboh-hebohkan aksinya, selalu menjadi sosok yang paling berpengaruh di manapun berada. Tidak dipandang banyak orang, tetapi begitu memengaruhi kondisi orang-orang di sekitarnya. Sesosok yang luar biasa yang terlihat biasa.
Ya, saya ingin menjadi seorang yang paling tidak dikenal yang paling berpengaruh. Eh, bukan, melainkan ingin menjadi seorang yang paling berpengaruh yang paling tidak dikenal.
(~jim)
Surabaya, 15 Jumadil Ula 1437
Surabaya, 15 Jumadil Ula 1437