- Back to Home »
- Corat Coret Curhat »
- RAMADHAN TIBA, SEMANGAT MEMBARA… RAMADHAN BERLALU, TAK JUGA RINDU...?
Posted by : JIM
Senin, Agustus 01, 2011
Semangat meraung di sana-sini, sambutan hangat bergejolak hingga pelosok negeri, itulah pertanda Ramadhan telah hadir. Para umat Muslim berduyun-duyun memasuki Masjid. Karena mereka hendak melaksanakan tarawih pertama mereka. Di saat pagi buta mereka telah bersemangat bangun untuk melaksanakan sahur. Dan kini.... adalah awal bulan Ramadhan 1432 yang telah dinanti. Semua umat Muslim bersemangat untuk berpuasa, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa, tak terkecuali yang sudah renta. Memang.... suatu pemandangan yang menakjubkan dan sungguh indah. Namun... seberapa lama itu mampu bertahan?
Yah... itulah pemandangan umat Muslim di Indonesia, menjelang bulan Ramadhan mereka berkobar untuk menyambut akan kedatangannya. Kedai-kedai malam di tutup, berbagai miras dimusnahkan, masjid-masjid mulai dimakmurkan, berbagai macam poster untuk menyemarakkan kemenangan telah dibentangkan, segala macam iklan pun ikut mengambil bagian. Memang itu merupakan suatu hal yang sungguh baik.
Pada 10 hari pertama bulan Ramadhan, semua umat Muslim sangat antusias dalam memeriahkan bulan Ramadhan. Masjid-masjid semakin sesak dengan para jama’ah. Terdengar ramai dengan suara orang-orang yang mengkhatamkan Qur’an. Pada 10 hari pertengahan, masjid-masjid tampak kembali normal (baca: sepi). Entah pada kemana semangat mereka yang dahulu. Dan pada 10 hari terakhir, kembali terlihat ramai, namun sayangnya yang ramai adalah mall-mall, supermarket, dan pusat perbelanjaan lainnya. Lah... koq...?
Yah... seperti itulah pemandangan yang sudah-sudah ini. Kebanyakan dari umat Muslim sangat antusias menjelang maupun di awal Ramadhan, seluruh ibadah mereka ditingkatkan, mereka terlihat bersemangat dan sungguh meyakinkan, tapi dari hari ke hari sedikit demi sedikit mulai kembali, mungkin hanya sebagian kecil yang masih mapu bertahan, dan yang sebagian kecil itu kebanyakan adalah orang yang telah lanjut usia. Nah loh...? kemana para pemudanya? Hal itulah yang sangat mengkhawatirkan dan memprihatinkan. Dan apalagi ketika bulan Ramadhan telah berakhir, kegiatan mereka pun kembali seperti semula, tak terkecuali tindakan maksiat mereka. Kedai-kedai malam yang telah ditutup selama sebulan penuh, telah kembali buka, bahkan semakin menjadi-jadi. Miras yang telah dimusnahkan, telah kembali diproduksi dan diedarkan, bahkan dengan bentuk, rasa, atau apalah yang semakin aneh saja. Suara orang-orang yang mengkhatamkan Qur’an, telah berganti dengan ledakan bunyi dangdutan, pop, rock, jeans, levis, celana pendek, celana panjangm (eh? Loh?), yah ledakan bunyi yang tak karuanlah. Tayangan TV yang menyemarakkan Ramadhan pun telah disulap kembali menjadi tayangan yang tak bermoral yang hanya mengumbar aurat.
Lah, inilah yang menjadi permasalahan besarnya. Nah, di bawa kemanakah bulan Ramadhan yang telah dihebohkan dulu. Manakah hikmah dari bulan Ramadhan tersebut? Apakah hanya terbengkalai tiada guna selama sebulan itu saja? Sungguh mengecewakan, dan sangat memprihatinkan. Ternyata semangat kobaran Islam tak lebih dari setetes hujan yang menyentuh lautan. Sungguh tak terasa semangatnya. Sungguh para Pemuda Muslim zaman sekarang bermental ciut. Tak salah jika generasi Muslim penerus bangsa ini kalah jauh dengan generasi Non-Muslim. Ayolah... kawanku.... wahai para Pemuda Muslim, jadikanlah bulan Ramadhan tahun ini sebagai tombak ntuk menyongsong masa depan. Semangatlah... jadikan Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun sebelum-sebelumnya. Kemudian... di kedepannya, setelah Ramadhan berakhir, kita bisa menjadi jauh lebih, dan merindukan akan kedatangan bulan Ramdhan lagi.....