- Back to Home »
- Sudut Pandang-Ku »
- BERMULA DARI TITIK
Posted by : JIM
Selasa, April 10, 2012
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kali ini saya sempatkan lagi untuk postingan, tapi entah harus mulai dari mana. Ehm… baiklah, ~emang ini sudah cukup lama~ pasti pembaca sudah pada tahu tentang isu-isu kenaikan BBM yang awalnya katanya akan naik 1 April yang lalu tapi tenyata tidak jadi alias ditunda. Entah kenapa tidak jadi, apakah kemarin itu pemerintah hanya sedang “bermain april mop” dengan para rakyatnya (>,<). Yah… apapun alasan penundaan itu, jangan dipikirkan di sini, karena bukan itu yang ingin saya bahas. Tapi tahu kan hari-hari sebelum pengambilan keputusan sidang kenaikan BBM tersebut. Yah… pada DEMO, hampir di seluruh daerah di Indonesia melakukan berbagai aksi demo yang mungkin sedikit anarkis.
Demo? Pantaskah melakukan demo-demo? Ya, tentu saja, itu memang haknya. Terserah dah mau demo, lagian saya juga sebenarnya tidak setuju dengan kenaikan BBM itu, secara Negara Indonesia ini kaya dengan sumber daya alamnya, kenapa juga harus dimahalin? Tentu, walau kaya dengan SDA-nya, tetapi sangat disayangkan dengan SDM-nya, tak heran jika BBM jadi mahal, karena kita mengekspor minyak mentahnya, kemudian mengimpor kembali ketika sudah siap pakai. Nah… di sinilah permasalahannya. SDM. Pantas saja BBM mahal, yak arena kita tidak bisa mengolahnya sendiri. Jadi, sekali lagi, pantaskah kita untuk melakukan demo tersebut?
Tidak ingin menyalahkan siapa dan memang bukan salah siapa-siapa. Tetapi piker dan renungkanlah. Jika memang tidak ingin BBM naik, maka buktikanlah, jika kita warga Indonesia bisa melakukannya secara mandiri. Tidak perlu repot mengekspor kemudian mengimpor lagi, yang mana tentunya akan memakan biaya yang tinggi.
Ya, mungkin warga Indonesia banyak yang pintar, buktinya banyak sekali warga Indonesia yang lulusan S1 bahkan lebih tinggi. Tidak kurang sebenarnya. Tetapi sangat disayangkan, banyak yang kurang cerdas. Mereka, dengan gelar yang tinggi itu, tidak lain dan tidak bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat sendiri semata. Mereka bekerja ini dan itu hanya untuk diri sendiri dan keluarga, dan jarang sekali yang berpikir bekerja itu demi sesuatu yang lebih, seperti untuk negaranya, apalagi negaranya. Bukan bermaksud apa saya di sini. Saya tidak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, karena belum tentu juga saya bisa melakukan tindakan cerdas yang saya maksudkan seperti itu. Saya hanya dan masih pelajar, mungkin tidak pantas ya saya menggurui para orang-orang pintar dengan gelar-gelar tinggi itu yah…? Tetapi di postingan kali ini lagi-lagi saya hanya ingin menyampaikan pemikiran dan sudut pandang saya.
Yah, baiklah kembali lagi. Betapa banyaknya orang-orang pintar dengan gelar tinggi di Negeri Indonesia ini, tetapi sekali lagi, jarang yang bisa dengan cerdas menggunakan kepintarannya. Lihatlah buktinya, betapa banyaknya para pejabat yang melakukan korupsi di Indonesia ini. Bukan maksud saya menggurui, tetapi para koruptor itu hanya berpikir sesaat, asalkan diri dan keluarga bisa hidup mewah, tetapi bagaimana dengan rakyat miskin yang haknya terambil? Ya, mana terlintas oleh pikiran mereka. Beginilah, orang pintar dengan ilmu dunia yang tinggi tetapi tidak dilandasi dengan syariat Islam dan pikiran yang jernih. Kenapa saya ngomongnya Islam? Ya, karena di Indonesia ini mayoritasnya memang Islam, dan kemungkinan besar para koruptor itu Islam (KTP). Tentu saja hanya KTP-nya yang Islam, kalau benar-benar Islam, mana mungkin melakukan tindakan bodoh yang hanya merugikan. Ya, BODOH, para koruptor itu walau gelarnya tinggi, tetapi tetap saja pantas dikatakan BODOH. Bagaimana tidak? Lah… kali maling saja, mencuri harta milik orang yang lebih kaya dari dia. Nah, kalau koruptor, udah gelar dan jabatannya tinggi, eh malah mencuri uang rakyat yang lebih miskin dari dia. Betapa tidak BODOHnya.
Oke, oke, tidak perlu lagi membicarakan para koruptor itu, yah walaupun saya terus membicarakan mereka, tidak akan juga bukan mereka akan baca postingan ini? (>,<)
Kembali lagi. Jadi, intinya, di sini saya hanya ingin menyampaikan bahwa alangkah baiknya jika kita melakukan sesuatu itu dari diri sendiri dahulu. Tak perlulah demo dengan menyalahkan sana-sini. Tetapi lakukan yang terbaik apa yang kita dapat. Mulailah dari diri sendiri. Sekali lagi, sudah pantaskah kita melakukan demo itu? Renungkanlah, BBM yang kita gunakan selama ini, sudahkah kita menggunakannya dengan bijak? Bukankah kendaraan bermotor yang menggunakan BBM itu menghasilkan polusi yang mengganggu keseimbangan alam? Dan betapa banyak pohon yang berguna menetralisir polusi itu banyak ditebang? Dan jarang yang sadar untuk melakukan penanamannya kembali? Nah, sekarang, mau dibawa kemana polusi-polusi yang kian lama kian membanyak? Tak heran jika lapisan ozon di bumi kita ini semakin menipis.
Ya, betapa banyak orang yang kini menggunakan kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor. Lihatlah, bahkan sekarang anak-anak yang masih kecil juga mulai dan banyak menggunakannya, yang tentunya akan menambah kerusakan alam. Dan bahkan, hanya untuk menempuh jarak yang dekat saja mengendarai sepeda motor. Yah, bagaimana tidak? Contohnya aja pamanku, yang kemana-mana pakai sepeda motor, lah… cuma beli bakso saja pakai sepeda motor. Aku aja heran, jarak sini-situ aja kok. Padahal jalan kaki pun bisa menurutku. Yah… orang lain pun banyak yang melakukannya. Tapi, pliss deh, sadar donk. Tak perlu lah kita menyalahkan orang lain dulu, seperti kebanyakan orang mengatakan, “lah orang itu juga gitu kok, masak aku saja yang gak boleh”, nah kebanyakan koruptor juga gitu kan, kalau kita lihat di tv, banyak sekali para koruptor yang saling menuduh dan menyalahkan. Ayolah… tidak perlu kita bersikap seperti itu. Pikirkanlah dari diri sendiri. Perbaikilah diri sendiri terlebih dahulu. Karena semua bermula dari satu titik, bahkan lukisan dan gambaran yang indah pun bermula dari sebuah titik.