Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Kamis, Januari 24, 2013

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

 Sebenarnya saya ingin menuliskan postingan ini beberapa hari yang lalu, yah… tetapi baru sempat hari ini. Dan hal yang ingin sampaikan berkaitan dengan kejadian ‘sepele’ beberapa hari yang lalu, atau sekitar seminggu yang lalu. Ya, kejadian sepele, sebenarnya memang hanya kejadian sepele, tetapi berkat kejadian sepele itu saya menjadi menyadari sesuatu.
Seminggu yang lalu, selama lima hari dari tanggal 14 hingga 18 Januari, saya ada kegiatan training tentang ilmu Astronomi. Tetapi, saya di sini tidak akan menjelaskan kegiatan apa itu atau bagaimana itu. Saya sama sekali tidak akan membahas tentangnya. Tetapi, saya hanya akan membahas kejadian yang mungkin terlihat ‘sepele’ ketika saya dibimbing oleh mentor dalam kegiatan itu.

Mentor di hari pertama dan kedua dalam kegiatan itu memang bukanlah seorang Muslim, dia non-Muslim, seorang kristiani. Tetapi, saya sungguh berterimakasih padanya atas ilmu yang ia bagikan dan sesuatu hal yang membuat saya tersadar akan identitas saya sebagai Muslim. Saya memanggil mentor ini dengan nama Mas Chris. Saya lupa siapa nama lengkapnya, tetapi katanya teman saya sih namanya kayak baca mantra >,<
Baiklah, langsung to the point. Sekali lagi, sebenarnya kejadian ini sepele, ketika saya diterangkan oleh Mas Chris dalam pelatihan itu, ia bercerita panjang dikali lebar dengan kecepatan bicaranya mendekati kecepatan cahaya (emang gimana tuh?), tetapi eh tetapi, di saat ia berkata tanpa menghela nafas sedikitpun, tiba-tiba ia berhenti. Perkataannya benar-benar terhenti di tengah perjalanan, dan kemudian ia duduk dengan tenang. Aku terkejut, sebenarnya apa yang terjadi? Tetapi perlahan, lamat-lamat suara adzan terdengar. Memang tidak keras sih, tetapi saya dapat mendengarnya dengan jelas.
Astaghfirullah… hati saya langsung terketuk dan sadar. Padahal sebelum ini, beribu-ribu kali saya diterangkan oleh berbagai macam guru yang semuanya Muslim. Tetapi, seingat saya, tidak ada yang akan segera mengerem perkataannya ketika mendengar suara adzan yang sebenarnya tidak keras seperti itu. Dan biasanya, akupun akan ikut saja dan terbuai dengan penerangan si guru tanpa menghiraukan suara adzan yang tidak terlalu jelas. Dan suara adzan itupun perlahan akan bagaikan hilang ditelan oleh angin yang terhembus dari mulut guru. Ya, mau gimana lagi? Suara gurunya yang terlalu keras, ditambah dengan jarak yang begitu dekat, dibandingkan adzan yang berkumandang nun jauh di sana tanpa terdengar jelas di ruangan.
Tetapi kali ini? Suara adzan itu benar-benar menggetarkan hatiku. Seakan ada sebuah ombak yang menerjang ke dalam dada. Padahal Mas Chris ini adalah seorang non-Muslim, tetapi dia bisa tahu bagaimana adat Islam sebenarnya yang kini mungkin dianggap sepele dan tak dihiraukan. Ya.. Allah… maafkan aku. Detik demi detik mendengarkan adzan saat itu benar-benar membuaikanku. Aku terpikirkan sesuatu, kenapa sebelumnya, para pengajarku sebelumnya yang Muslim tidak atau mungkin sangat jarang bertingkah seperti itu. Bahkan ketika suara adzan-nya terdengar keras dan dekat sekalipun, biasanya para pengajarku akan menyelesaikan beberapa kalimat hingga akhir paragrafnya dahulu. Baru setelah itu diam mendengarkan adzan yang sudah sampai pada bait pertengahan. Apalagi jika sampai suara yang hanya lamat-lamat seperti ini. Mana dihiraukan sih…
Tetapi kali ini? Benar-benar ucapannya terhenti saat mendengar adzan mulai berkumandang. Ah.. sebenarnya aku ingin mengatakan salut. Yah, dan benar saja. Di hari ketiga, ketika mentornya sudah berganti orang, yang kali itu Mentor-nya adalah seorang Muslim. Tetapi, ya, sama saja seperti pengajarku yang lain. Ketika suara adzan yang lamat-lamat itu berkumandang, sama sekali tak dihiraukan. Dan sebenarnya akupun miris mengakui kenyataan itu. Bahkan yang Muslim pun tidak menghiraukannya. Tetapi yah… gara-gara kesadaran yang telah terlanjur timbul itu, ketika terdengar suara adzan yang lamat-lamat dan mentornya masih menerangkan entah apa itu, aku berusaha dengan keras untuk memfokuskan diri mendengarkan suara adzan yang terdengar dari kejauhan tanpa lagi memedulikan ucapan si mentor yang satu ini. Setelah suara adzan selesai, aku baru focus kembali pada pelatihan.
Yah… mungkin jika memang ada yang menganggap hal ini benar-benar ‘sepele’, maka renungkanlah. Kita ini adalah Muslim dan ‘seharusnya’ kita tahu apa saja sunnah-sunnah yang dianjurkan oleh Rasul dan sudah sepatutnya kita meneladaninya. Tidak ada maksud dari saya untuk sok menasehati, karena saya juga hanya seorang pelajar yang ilmu tentang syariat Islamnya sangatlah minim, dan juga banyak sunnah Rasul yang tidak saya ketahui. Tetapi, sebagai Muslim, tidakkah kita malu melihat kenyataan itu? Seorang kristiani saja menghormati anjuran Rasul yang harusnya dapat kita lakukan. Lalu kenapa tidak? Bukan maksud saya melebihkan agama Kristen itu. Karena saya sendiri percaya bahwa Islam adalah satu-satunya keyakinan saya yang paling benar dan jalan yang paling lurus. Ya, tidak ada yang salah pada Syariat Islam, mungkin hanya para manusia yang mendapat symbol ‘Muslim’ dari warisan orangtuanya saja yang tak mengerti.
So? Jika kita memang Muslim dan percaya bahwa Islam adalah yang terbaik bagi kita. Marilah kita buktikan bahwa kita adalah Muslim. Dan mungkin ini adalah saat bagi saya untuk lebih sadar, lebih peduli, dan belajar lebih banyak tentang Islam.

{ 6 Comments... read them below or Comment }

  1. salut tuk guru nashrani tsbt...!

    emank gk bs dipungkiri bhw sunnah menjawab adzan adalah sunnah yg terabaikan ditengah masyarakat :(

    BalasHapus
  2. yah... bahkan banyak sunnah yg terabaikan...

    BalasHapus
  3. @JeQ, salam buat mentornya...keren !!
    saran : lebih baik background tulisannya warnanya putih saja, biar lebih enak dibaca,...

    artikel yg diatas isinya bagus banget, tapi sayang dibaca sulit banget/gak jelas....

    BalasHapus
  4. @Dani : terima kasih atas masukannya...

    BalasHapus
  5. Hikz haru dan malu...
    Benar salut pada mentor tersebut...

    Akan lebih membahagiakan jika ia bisa masuk islam :)

    Why? Sebaik apapun umat non muslim tak ada kebaikan dicatat olehnya. Karena pintu dicatat nya kebaikan adalah iman...

    Dia baik di dunia... tapi diakhiratnya tak dapat memetik jerih payah nya..
    Kasihan juga kan?

    Ya...
    Hak sepele yang mungkin benar2 sepele tapi itu tak bisa disepelekan....

    Thanks posting nya sob

    BalasHapus
  6. @Fikri : iya, sob... sungguh sangat disayangkan...
    thanks juga sob atas komennya...

    BalasHapus

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -