- Back to Home »
- Islamic , Sudut Pandang-Ku »
- MARI RAPATKAN BARISAN!!!
Posted by : JIM
Sabtu, Februari 20, 2016
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Entah itu saat dalam OMB (Ospek), pramuka, pengibaran bendera, ataupun lainnya. Dalam menyiapkan ke semua itu, pasti PBB (Pelatihan Baris Berbaris) menjadi sebuah komponen penting yang harus ada. Kenapa? Tentu, hal ini karena untuk sebuah persiapan menghadapi hal-hal yang dianggap penting yang harus berjalan dengan baik dan teratur. Seperti, untuk sebuah penyambutan spesial kepada para mahasiswa baru, penghormatan kepada sang saka merah-putih, atau untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, yang ke semuanya itu harus terlihat benar-benar teratur dan indah.
Hei, tunggu! Tetapi bukankah itu 'hanya' untuk maba, merah-putih, ataupun 'hanya' agar tampak indah di mata manusia? Nah, bagaimana bila yang akan kita hadapi itu adalah sesuatu yang jauh lebih agung. Ya, bagaimana bila yang akan kita hadapi adalah Sang Pencipta Segala Sesuatunya? Bukankah seharusnya harus tampak lebih indah, serasi, dan teratur?
Sholat berjamaah, adalah saat-saat kita secara bersama akan menghadap kepada Sang Pencipta. Apakah pantas saat-saat istimewa tersebut, kita menghadap dalam kondisi barisan yang tidak teratur? Padahal, bukankah kita sudah pernah mengikuti PBB? Bukankah ketika itu kita dengan sungguh-sungguh mencoba agar bisa teratur? Karena jika tidak, pasti akan ditegur keras, atau minimal mendapatkan sebuah tatapan tidak menyenangkan. Kalau saat itu kita bisa dengan serius mencoba untuk berbaris dengan rapi dan teratur, kenapa perasaan serius itu tidak muncul ketika sholat berjamaah? Apakah dia tidak lebih pantas melihat hamba-NYA dalam kondisi teratur, bersatu, dan kokoh? Haruskah terus-terusan kita menampakkan pada-NYA kondisi kita, umat Muslim, yang selalu tercerai-berai dan tidak teratur?
Saya pernah mendengar dari seseorang, entah saya lupa dari mana, ini bukan sebuah hadits (karena saya tidak menemukannya di hadits manapun) ataupun sesuatu yang bisa dianggap shohih, tetapi coba ambil saja hikmahnya, ini menjadi motivasi saya dalam berbaris teratur dalam sholat berjamaah,
“Rasulullah ketika mengatur barisan sholat berjamaah, seperti hendak mengatur barisan dalam perang.”
Wow, sampai sebegitunya. Bukankah itu berarti bahwa mengatur barisan dalam sholat berjamaah merupakan suatu hal yang sangat-sangat penting. Lantas kenapa kita sering melalaikannya, bahkan dengan sengaja mencoba untuk ‘memisahkan diri’ dari barisan sholat berjamaah? Mungkin, bagi kalian yang sudah terbiasa merenggangkan barisan dan semrawut dalam barisan sholat berjamaah, belum merasakan kenyamanan tersendiri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ketika kita teratur dan rapat dalam barisan sholat berjamaah. Maka, cobalah! Kalian akan tahu.
Tidak jarang, ketika berangkat untuk sholat berjamaah dan seorang teman mengajak ke sebuah masjid (yang lebih dekat), saya menolaknya dan berkata, “Gak deh, saya mau sholat di masjid sana aja, lebih nyunnah.” Sebenarnya, yang saya maksudkan lebih nyunnah adalah karena para jamaah di masjid tersebut lebih bisa teratur dan rapat dalam barisan sholat berjamaah. Dan di sana, saya merasakan sebuah feeling atau perasaan nyaman, tenteram, dan entahlah, sesuatu feeling yang tidak bisa diungkapkan, sebuah feeling yang benar-benar berbeda dibandingkan bila saya sholat di sebuah masjid yang barisan jamaahnya tidak indah untuk dilihat mata. Terlebih ketika saya sedang bad mood, kalau sholat di masjid yang barisannya renggang dan tidak teratur, pasti pikiran ikut semrawut ke mana-mana, sedangkan bila sholat dengan para jamaah yang barisan sungguh teratur dan rapat, feeling bad mood itu serasa terendam perlahan.
Belum pernah merasakan feeling nyaman tersebut? Maka cobalah! Dan ingat pula bahwa kita saat itu sedang menghadap Sang Maha Kuasa, maka persiapkan dan gunakan perasaan serta hati terdalam untuk menghadap-NYA. Niscaya, sebuah perasaan tak terduga itu akan muncul dengan sendirinya. Dan walaupun mungkin kita tidak kenal manusia di kanan dan kiri kita, tetapi serasa kita seperti saling kenal dan saling mengokohkan satu sama lain. Dan mungkin, jika kita biasanya tidak bisa fokus alias khusyu’ ketika sholat, saat dalam barisan kokoh tersebut, kita akan bisa sedikit lebih khusyu’. Mungkin, inilah hikmah kenapa Rasulullah sangat menekankan keteraturan dan kerapatan dalam barisan sholat berjamaah.
MAKA, MARI RAPATKAN BARISAN!
Dan tunjukkan pada-NYA, kekokohan kita, kekompakan kita, keteraturan kita, dan bahwa kita sedang bersama menghadap-NYA dalam keadaan yang tidak sedang tercerai-berai. (~jim)
Surabaya, 11 Jumadal Ula 1437H