ShadowZ Space

Hey, hey, bertemu kembali di ShadowZ Space. Pada kesempatan kali ini saya hanya ingin kembali bercerita. Ya, hanya sekadar curhat gitu, jadi yang gak mau baca curhatan saya, skip aja postingan ini… :D Tetapi yang ingin saya ceritakan kali ini mengenai kejadian dua minggu yang lalu. Pada postingan terdahulu saya pernah bercerita mengenai keikutsertaan saya dalam komunitas pengajar di kampus saya. Nah, di postingan terdahulu tersebut saya bercerita bahwa adik-adik didik yang kami (aku dan teman-teman pengajar lainnya) ajari terlihat sangat antusias sekali dengan mata pelajaran matematika dan IPA, bahkan saat ditanya mata pelajaran apa yang mereka sukai, kebanyakan dari mereka menjawab matematika dan IPA. Dan bahkan lagi mereka mengatakan matematika dan IPA itu adalah pelajaran mudah.

Nah, tetapi, dua minggu yang lalu saya agak terkejut, ternyata terdapat satu mata pelajaran yang baru kami ketahui bahwa kebanyakan dari mereka tidak menyukainya, yaitu mata pelajaran yang kami ajarkan dua minggu yang lalu, dan itu adalah mata pelajaran BAHASA INGGRIS. Ketika saya diceritakan oleh teman-teman dan kakak senior (selaku para pengajar yang lainnya), mereka menceritakan hal yang semuanya hampir serupa terhadap masalah yang mereka hadapi saat mengajar B. Inggris. Katanya adik didik yang mereka ajar terlihat tidak senang/ antusias saat mengetahui apa yang diajarkan adalah mata pelajaran bahasa Inggris. Bahkan ada yang katanya sampai sama sekali tidak peduli, tidak mau diminta untuk mengucapkan sepatah katapun dalam bahasa Inggris.

Lah, jelas aja aku sempat bingung. Ternyata satu pelajaran yang mereka anti terhadapnya adalah bahasa Inggris. Apakah karena kebanyakan dari mereka hanyalah anak-anak pemulung? Sehingga mereka berpikir gak akan penting untuk mempelajari bahasa asing yang mana mereka pikir mereka pernah bertemu? << Aku sempat berpikir demikian. Padahal kan mempelajari bahasa asing terutama bahasa Inggris itu penting. Eh, ataukah jangan-jangan mereka meniru seperti aku (haha kalau yang ini ke-pede-an). Karena jujur saja, sampai sekarang pun aku masih merasa bahwa aku tidak bisa bahasa Inggris, bahasa Inggris masih terasa sulit bagiku. Paling-paling bisa cuma sekadar bahasa Inggris pasif (writing), itupun tidak terlalu bagus, apalagi bahasa Inggris aktif (listening dan speaking), wah benar-benar parah deh. Makanya itu ketika disuruh mengajar bahasa Inggris, aku sempat bingung, “waduh bahasa Inggris aku sendiri saja masih belum, eh malah ngajarin orang lain”. Huh… kalau matematika dan pelajaran berhitung (fisika dan kimia) aku memang menganggap itu mudah, tetapi kalau bahasa Inggris? Itu masih sulit.

Makanya itu aku bisa menganggap mereka itu seperti aku, menganggap pelajaran matematika dan IPA itu mudah, tetapi tidak dengan bahasa Inggris. Eh, aku menganggap sulit tetapi bukan berarti aku tidak menyukainya. Itulah bedanya, kalau mereka dilihat-lihat memang tidak suka, makanya tidak bisa. Tetapi aku mah suka walau belum bisa, aku malahan sangat ingin menguasainya. Bahkan tiga bahasa yang ingin sangat bisa aku kuasai, yaitu yang pertama tidak lain dan tidak bukan adalah bahasa Inggris, dan dua yang lain adalah bahasa Arab dan bahasa Jepang. Ah—tetapi setidaknya mau bisa bahasa Inggris dahulu. Bahasa Inggris yang sudah dipelajari sejak SD aja masih belum bisa apalagi bahasa Arab yang memang pernah dipelajari di sekolahku dahulu, hah… tetapi tidak mendalam. Dan apalagi dengan bahasa Jepang yang hanya ku ketahui sepatah dua kata dari anime aja.

So, sekarang aku mau fokus menguasai bahasa Inggris dahulu. Huh… tetapi bagaimana ya? Aku tahu sih kalau bahasa itu adalah ketrampilan/ kemampuan, bukan pengetahuan, so untuk bisa menguasainya harus bisa dipraktekkan dalam sehari-hari. Huh…. Tetapi bagaimana yah?

Humh…. Oh, iya, dan bagaimana juga ya cara membuat seseorang (terutama yang masih anak-anak kecil) menyukai belajar bahasa Inggris? Kan untuk bisa, harus suka dahulu. So, jika ada pembaca yang punya kiat khusus, tolong share yah… ^_^