Yang Lagi HOT!

Posted by : JIM Senin, Juli 07, 2014

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Di bulan Ramadhan tahun ini, akan ada sesuatu yang berbeda di Negara ini. Ya, yaitu pada tanggal sekitar 11 atau 12 Ramadhan nanti, atau lebih tepatnya pada 9 Juli nanti, di Indonesia akan ada sebuah fenomena yang akan menentukan nasib tahta kepemimpinan bangsa kelak. Tentu saja, kalian sendiri pasti tahu apa itu, PEMILU. Perihal yang huru-haranya sudah tampak begitu heboh sejak jauh-jauh hari. Berbagai debat yang tampak begitu menggemparkan di berbagai media, mulai dari koran, televisi, hingga bertebaran di berbagai internet. Debat yang bukan hanya berasal dari para calon yang akan maju memimpin, melainkan pula dari para pendukung calon pemimpin-pemimpin tersebut yang mungkin bisa disebut ‘pendukung fanatik’.

Pendukung Fanatik. Ya, saya menyebutnya sebagai pendukung fanatik, saya merasa memang entah mengapa pendukung-pendukung yang bertebaran di dunia maya sekarang ini begitu fanatik. Entah, apa alasan dan sebabnya, tetapi dilihat dari berbagai media politik yang membahas tentang pemilu atau kampanye, di situ selalu ada saja para pendukung yang berdebat dan begitu ngotot untuk mendukung calon mereka, bahkan ngototnya begitu berlebihan, sampai menjelek-jelekkan, menjatuhkan, memfitnah, dan bahkan lagi bisa saling bertengkar lisan di dalamnya. Dan yang bahkan lagi, hal-hal tersebut bukan hanya terjadi pada media-media politik atau yang membahas tentang pemilu, melainkan pula pada berbagai media yang sama sekali gak ada sangkut pautnya dengan pemilu atau kampanye, tetap dijadikan target untuk berkampanye, hingga menjadi media perdebatan, dan bahkan hingga menjadi tempat ‘pertarungan kotor’. Ah, entahlah, begitu aneh, bahkan sangat aneh.

Dan di sini, saya yang bukan sebagai bagian dari pendukung fanatik tersebut, menjadi bingung untuk memilih calon mana yang cocok untuk memimpin kehidupan bangsa dan negara ini menuju kemajuan ke depannya nanti, lebih-lebih jika nantinya bisa membawa bangsa dan negara ini ke kehidupan yang lebih baik atau bahkan sesuai dengan syariat Islam nantinya. Tetapi, sepertinya untuk mendapatkan pemimpin semacam itu adalah sebuah mimpi yang untuk sementara ini belum bisa terkabul, dilihat dari kedua pendukung calonnya saja saling menjelek-jelekkan dan menjatuhkan satu sama lain semacam itu. Dan yang dari saya lihat, saya baca, saya amati, hingga saya analisa dari masing-masing calon yang bersumber dari masing-masing pendukungnya, masih belum ada yang saya rasa bisa melakukannya, masih belum sreg. Jadi?? Ah, intinya bingung lah…

Tetapi, bagaimanapun, tanggal 9 Juli ini nanti pasti akan menanti, bagaimanapun harus tetap memilih, bahkan jikalaupun tidak memilih, pemimpin ini nanti pasti tetap akan terpilih. Jadi intinya, nasib kepemimpin ini nanti tetap ada di tangan rakyat. Memilih untuk memilih ataupun tidak memilih tetap sebenarnya kita memilih. Jika kita tidak memilih, itu artinya kita memilih untuk menyerahkan hak suara kita kepada orang lain (seperti yang pernah ku jelaskan di sini). Nah, itu artinya tetap memilih, dan artinya daripada harus memilih menyerahkan hak suara, lebih baik kita menggunakan hak suara kita sendiri. Jadi, intinya, tetap harus memilih. Tetapi masalahnya, harus memilih siapa?

Sudah beberapa hari ini saya membaca berbagai artikel, postingan, ataupun status-status mengenai politik dan kampanye untuk mencari pilihan terbaik yang bisa saya pilih. Tetapi… ah, ada tetapinya lagi.. Kebanyakan hasil-hasil pencarian yang saya dapatkan selama ini berupa perdebatan. Debat, ya kebanyakan jika mencari-cari data di berbagai media, adanya cuma debat. Dari tayangan televisi yang akhir-akhir ini heboh, menggemparkan, dan rating-nya tinggi juga merupakan sebuah debat. Bahkan ketika penulis ini mengetikkan postingan ini juga sambil menonton debat di televisi ~di malam hari bersama hujan~ (nulisnya udah dari malam minggu kemarin). Ah, padahal kalau saya mengingat-ingat sebuah hadits, ada hadits yang menyatakan bahwa dalam Islam debat itu tidak boleh.

“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)

Nah, loh, jadi gimana ini ya? Jadi ragu untuk memilih, kedua calon aja pada berdebat sendiri dan juga mengundang perdebatan antar pendukung. Huft, jadi harus gimana? Tetapi tetap harus memilih, kan? Baiklah, setelah saya pikir-pikir, menimbang-nimbang, dan merenungkan sedalam hati, akhirnya saya mulai memutuskan untuk memilih siapa. Karena dalam sebuah kaidah pernah disebutkan bahwa jika kita berada pada posisi HARUS memilih, maka pilihlah yang memiliki mudharat paling kecil. Menurut Imam as-Suyuthi redaksi lengkap dari kaidah tersebut, yaitu :
“Jika dihadapkan dua mafsadat (bahaya/ kerusakan), maka mafsadat yang lebih besar harus dihindari dengan cara menempuh mafsadat yang lebih ringan.”

Dan karena memang harus memilih, maka saya pun mulai memantapkan hati terhadap pilihan saya. Siapa yang saya pilih? Itu rahasia, nanti kalau saya beberkan di sini, ntar ini postingan juga malah ikut-ikutan jadi tempat debat dan kampanye. Saya gak mau ya lapak saya dijadikan tempat macam gituan. Jadi, gak perlu saya sebutkan di sini dan saya berharap juga untuk yang komen-komen ini nanti jangan berkampanye ataupun debat.

Baiklah, cukup sekian, tidak perlu saya sebutkan siapa calon pilihan saya, kalian sendiri pasti bisa memilih secara cerdas demi kebaikan bangsa. Saya yakin siapapun pilihan kalian, pasti itu kalian pilih untuk kebaikan bersama. Untuk yang terakhir, daripada menyebutkan siapa calon pilihan, lebih baik di sini saya berikan sedikit langkah-langkah cerdas dalam memilih.

1. ISTIKHARAH
Nah, daripada galau memilih siapa, atau malah saling menghujat calon yang lain karena terlalu fanatik dengan calonnya, maka lebih baik yuk kita shalat Istikharah saja agar bisa mendapatkan pencerahan atau pemantapan hati dalam memilih pemimpin ini nanti. Dan selagi ini masih ada beberapa hari lagi menjelang tanggal 9 Juli, so yuk kita mulai melakukan Istikharah mulai dari sekarang. Terlebih lagi ini bulan Ramadhan loh, mungkin saja saat Istikharah nanti kita bisa mendapatkan pencerahan di bulan yang berkah ini.

2. BERDOA
Tidak afdhol rasanya bila hanya melakukan shalat Istikharah tanpa diiringi doa. So, yuk kita juga berdoa mulai sekarang. Semoga siapapun yang terpilih nanti, siapapun pilihan kita nanti, semoga itu adalah yang terbaik bagi kehidupan bangsa dan negara ini ke depannya nanti. Amin.

3. AWALI DENGAN BASMALAH
Setelah hati sudah mulai mantap, doa-doa sudah mulai dihantarkan, dan hari pemilu nanti sudah pada saatnya, marilah kita coba untuk memulai melangkahkan kaki ini menuju tempat pemilihan nanti dengan diiringi ucapan basmalah, dan tak lupa juga doa-doa kembali diucapkan agar pilihan yang terbaiklah yang akan terpilih. Kemudian saat mencoblos juga jangan lupa untuk mengucapkan basmalah, semoga saja ridha Allah akan bersama kita, dan kehidupan bangsa ini bisa lebih baik ke depannya. Amin.

Nah, cukup sekian saja, mudah-mudahan apa yang kita pilih nantinya merupakan suatu pilihan terbaik yang diliputi keberkahan di bulan yang berkah ini. Semoga adanya PEMILU yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan ini merupakan suatu pertanda baik untuk negeri kita ini. Amin.


Sumber redaksi hadits : http://abuzuhriy.com/wasiat-salafush-shalih-untuk-meninggalkan-debat-kusir/
Sumber redaksi kaidah : http://mochwahab.blogspot.com/2013/04/menentukan-sikap-di-antara-dua-mafsadat.html

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © ShadowZ Space - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -